STIKOSA-AWS luncurkan Program DCI, cetak inovator muda

Surabaya (ANTARA) - Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS) meluncurkan Program Digital Community Innovators (DCI) untuk mencetak inovator sosial-digital muda yang siap menghadapi era blockchain dan ekonomi digital baru.

“Pemuda hari ini adalah digital native yang penuh energi. Namun, masih banyak yang hanya berhenti pada konsumsi. Melalui DCI, kami ingin mereka berani mencipta dan menghadirkan perubahan sosial nyata,” ujar Ketua STIKOSA-AWS, Dr. Jokhanan Kristiyono, ST., M.Med.Kom., di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.

Program yang digagas Pusat Penelitian (PUSLIT) Lembaga Penelitian, Pengabdian, dan Publikasi Masyarakat (LPPPM) STIKOSA-AWS itu dirancang tidak sekadar melatih keterampilan teknologi, tetapi juga membangun kesadaran sosial, budaya, dan ekonomi kreatif generasi muda.

Salah satu mitra akademis LPPM, Novri Susan, S.Sos., MA., Ph.D., menyebut DCI sebagai bentuk rekayasa sosial yang relevan dengan tantangan era digital karena menguji bagaimana teknologi membentuk interaksi, solidaritas, hingga kesadaran kritis generasi muda.

Program berdurasi 6–12 bulan ini memiliki lima pilar utama, yakni Digital Developer Learning, Social Design Thinking, Sosiologi Digital dan Budaya, Research Capacity Building, serta Komunikasi Partisipatif, dengan metode hybrid yang memadukan lokakarya tatap muka dan mentoring daring.

Peserta yang terdiri dari tim kecil beranggotakan 3–5 pemuda berusia 17–30 tahun ditargetkan menghasilkan produk digital, artikel riset sosial-digital, portofolio media kreatif, serta cetak biru bisnis sosial berbasis budaya lokal.

Untuk memperkuat ekosistemnya, DCI menjalin kolaborasi dengan akademisi lintas universitas, komunitas lokal, pelaku startup, pemerintah, hingga sektor swasta. Program ini menegaskan komitmen STIKOSA-AWS menghadirkan Youth Community Digital yang inklusif, partisipatif, serta berakar pada nilai budaya lokal.