Surabaya (ANTARA) - Lembaga riset Sygma Research and Consulting (SRC) melakukan riset terkait sosok kakek Presiden Prabowo Subianto, RM Margono dan menemukan fakta unik terkait keberadaan sebuah koperasi bersejarah di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Sabtu, SRC mencatat bahwa RM Margono pernah menyusun buku berjudul "10 Tahoen Koperasi" yang diterbitkan tahun 1941 oleh Balai Pustaka dan menyebutkan adanya satu koperasi yakni Koperasi Lumbung Rukun Tani di Desa Rowokangkung, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang.
Peneliti SRC Ken Bimo Sultoni ketika berada di Sekretariat PWI Kabupaten Lumajang menjelaskan bahwa saat itu RM Margono sebagai ambtenaar atau pegawai negeri pada masa Hindia Belanda.
RM Margono bertugas di bidang kredit dan perbankan untuk mengawasi pengembangan koperasi di beberapa wilayah, termasuk di Jawa Timur
"Untuk di wilayah Jawa Timur ini, salah satunya di Lumajang, di Rowokangkung," ucap Ken Bimo.
Koperasi Lumbung Rukun Tani yang berdiri sekitar tahun 1930-an itu diklaim sebagai koperasi pertama di Lumajang karena regulasi terkait koperasi dari pemerintah Hindia Belanda baru ada tahun 1930.
Namun, saat ini belum diketahui lokasi tepatnya Koperasi Lumbung Rukun Tani tersebut sehingga SRC akan melakukan riset lebih lanjut di Kabupaten Lumajang sebagai tambahan informasi.
Bimo, panggilan akrabnya, menyampaikan riset terkait sosok RM Margono ini berawal saat SRC melakukan penelusuran karakter kepemimpinan Prabowo dengan pendekatan psikohistoris.
Setelah ditelisik, Prabowo adalah anak dari Sumitro yang merupakan begawan ekonomi. Lalu ditelisik lagi, Sumitro adalah anak dari RM Margono yang dikenal sebagai pendiri Bank Nasional Indonesia (BNI).
"BNI, bank yang pernah menjadi bank sirkulasi pertama di Indonesia sebelum BI (Bank Indonesia). Kami menarik lagi, kok tidak pernah terekspos sosok ini," ucapnya.
Berawal dari hal itu, SRC melakukan riset untuk mengumpulkan data dan informasi yang mendalam terkait RM Margono, sekaligus untuk mengetahui apakah ada kaitannya dengan sikap Prabowo sekarang.
"Mengapa Prabowo menjadi sosok yang seperti ini. Ternyata pemikiran-pemikiran Prabowo ini sangat terpengaruh oleh keluarganya, terutama bapak dan juga kakeknya," kata Bimo.
SRC pun menginisiasi agar RM Margono mendapat gelar pahlawan nasional karena sangat berjasa pada perekonomian di Indonesia kala itu.
"Margono ini, dia orang yang konsen pada ekonomi kerakyatan," ucapnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang menyatakan antusias setelah mendapatkan informasi dan data terkait jejak sejarah cikal-bakal koperasi pertama yang berdiri di wilayah itu yang diketahui bernama Koperasi Lumbung Rukun Tani itu.
Tim SRC didampingi Pengurus PWI Jatim beraudiensi dengan Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar dan menyerahkan hasil kajian historis tentang RM Margono Djojohadikusumoserta serta buku kuno lama berjudul "10 Tahun Koperasi 1930–1940" cetakan Balai Pustaka terbitan 1941.
"Sebuah kejutan besar bagi Pemkab Lumajang ketika mengetahui fakta tentang jejak historis Koperasi Lumbung Rukun Tani di Desa Rowokangkung yang bisa jadi merupakan koperasi pertama di Lumajang. Fakta sejarah yang luar biasa," kata Indah Amperawati.
Secara khusus, Bunda Indah, panggilan akrabnya, menyatakan pihaknya akan mendalami lebih jauh guna mengungkap keberadaan fakta sejarah Koperasi Lumbung Rukun Tani di Desa Rowokangkung lebih dalam.
"Ini sangat menakjubkan pada era 1930–1940 sudah ada koperasi lumbung pangan di Lumajang,” katanya.
Ia menyebut, hal itu sangat relevan dengan upaya Presiden Prabowo Subianto yang ingin menggerakkan kembali Koperasi Desa Merah Putih.
“Pemkab akan melacak lebih dalam keberadaan koperasi itu karena data awal hanya berupa foto di buku 10 Tahun Koperasi 1930–1940 yang ditulis oleh RM Margono Djojohadikusumo, kakek Pak Prabowo itu," ujar Bunda Indah.
Sygma Research temukan koperasi bersejarah di Lumajang
Sabtu, 15 Maret 2025 6:36 WIB

Peneliti Sygma Research and Consulting Ken Bimo Sultoni (dua kiri) menyerahkan dua dokumen (Buku Koperasi dan Hasil Riset) kepada Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar didampingi Rachmad (peneliti Sygma), Thoyib (tokoh masyarakat Lumajang) dan Yuristiarso (pengurus PWI Jatim) di Lumajang, Kamis (13/03/2025) (ANTARA/HO-PWI Jatim)