Bulog: Stok Beras di Madiun Aman
Jumat, 8 Juni 2012 18:43 WIB
Madiun - Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun, Taufan Akip, menyatakan stok beras di gudang bulog setempat aman untuk mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun.
"Hingga saat ini stok beras yang ada di gudang mencapai 34.000 ton setara beras. Sedangkan kebutuhan rata-rata tiap bulan di wilayah kami mencapai 2.700 ton, sehingga masih sangat cukup," ujar Taufan kepada wartawan, Jumat.
Menurut dia, jumlah stok sebanyak itu dinilai aman untuk kebutuhan harian, hari raya, raskin, hingga beras cadangan guna mengantisipasi jika terjadi hal yang darurat, seperti bencana alam dan antisipasi gejolak harga pasar.
"Termasuk untuk pemenuhan kebutuhan raskin yang meningkat di ketiga wilayah Bulog Sub Divre IV Madiun, yakni Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Ngawi," kata dia.
Stok yang aman ini, menurut Taufan dipengaruhi oleh tingkat produktivitas beras di Madiun dan Ngawi yang cukup baik. Pihaknya mengaku hingga awal Juni ini telah menyerap beras petani sebanyak 70,3 persen.
Jumlah stok beras tersebut masih terus bertambah. Apalagi dalam waktu sebulan mendatang, wilayah Madiun dan Ngawi telah memasuki masa panen sehingga pihaknya bisa melakukan penyerapan gabah dan beras petani.
Semua stok tersebut diperoleh melalui pembelian gabah petani yang menjadi mitra di wilayah Bulog Madiun. Terdapat sekitar 30 lebih petani yang menjadi mitra Bulog Madiun.
"Kebutuhan terbanyak memang untuk raskin. Apalagi sesuai dengan Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) BPS tahun 2011, jumlah peserta program raskin meningkat menjadi 185.124 rumah tangga sasaran (RTS) di seluruh wilayah Bulog Madiun. Sebelumnya hanya 146.037 RTS," terangnya.
Ia menambahkan, Bulog telah siap menyalurkan raskin tersebut setiap saat sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Untuk penyalurkan raskin pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah masing-masing wilayah.
Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Madiun, M Komari, mengatakan, jumlah penerima raskin di Kabupaten Madiun meningkat menjadi 70.296 rumah tangga sasaran (RTS) atau naik 28,2 persen dari sebelumnya yang hanya 50.429 RTS.
"Peningkatan jumlah penerima raskin karena indikator kategori masyarakat yang berhak menjadi peserta program raskin mengalami perluasan. Yakni masyarakat kategori sangat miskin, miskin, dan hampir miskin. Padahal sebelumnya hanya dua kategori, yakni sangat miskin dan miskin," Komari. (*)