Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meningkatkan kompetensi guru di 2025 dengan memberikan pelatihan pembelajaran anti kekerasan hingga pelatihan Artificial Intelligence (AI) dan coding.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh di Kota Surabaya, Sabtu, mengatakan pelatihan pembelajaran anti kekerasan ini akan dilakukan secara bertahap.
Yusuf menyebutkan, pelatihan ini adalah bagian dari strategi Dispendik Surabaya untuk mencegah adanya aksi kekerasan hingga perundungan di lingkungan sekolah. Maka dari itu, dengan adanya pelatihan tersebut, guru akan mengetahui batas-batasan bentuk kekerasan verbal maupun secara fisik.
"Jadi nanti ada strategi bagaimana caranya agar tidak sampai terjadi kekerasan terhadap anak-anak. Nah, batasan-batasan itu nantinya juga harus disampaikan (oleh guru) kepada anak-anak," tuturnya.
Yusuf menerangkan, selain pelatihan anti kekerasan, Dispendik Surabaya juga menerapkan pembelajaran kebangsaan di sekolah untuk membentuk karakter anak menjadi lebih mandiri dan disiplin.
"Sekolah kebangsaan nanti mudah-mudahan muatan lokalnya (mulok) segera kita rumuskan soalnya sangat penting, bagaimana membentuk karakter anak-anak ini mempunyai jiwa-jiwa yang mandiri, loyal, dan nasionalisnya. Kalau anak itu karakternya bagus ya insyaallah yang lain-lainnya akan mengikuti," ucapnya.
Ia mengatakan, pelatihan pembelajaran AI dan Coding untuk guru sudah sampai ke tenaga pendidik PAUD.
"Jadi pembelajaran ini sudah mulai kita kenalkan mulai PAUD dan kita siapkan simulasinya. Misalnya menggunakan cara enumerasi atau simulasi, kalau dahulu coding itu kan identik dengan programer untuk saat ini nggak bisa, karena kita bekerja perlu peng-coding-an pengelompokan, misal dalam mengerjakan soal," ucapnya.