Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya keselarasan program pembangunan daerah dengan visi misi pemerintah pusat dan provinsi.
Penekanan tersebut dikatakan dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo periode 2025–2030 dari Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo Ugas Irwanto kepada Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Muhammad Haris dan Fahmi Ahz, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Senin.
Gubernur Khofifah menekankan bahwa keselarasan antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota sangat penting dalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Probolinggo melalui Program SAE (Sejahtera, Amanah-Religius, dan Eksis Berdaya Saing).
"Tugasnya adalah menyinkronkan dan member-seiring-kan dengan RPJMN, yang di dalamnya terdapat Astacita serta delapan quick win," ujar Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya.
Gubernur menegaskan bahwa penyusunan RPJMD Provinsi Jatim akan dipercepat dalam waktu tiga bulan agar dapat menjadi acuan bagi kabupaten/kota dalam merancang RPJMD masing-masing.
"RPJMD provinsi harus lebih cepat selesai supaya inline dengan RPJMN, RPJMD provinsi, dan RPJMD kabupaten/kota," katanya.
Khofifah menyoroti tantangan pembangunan di Kabupaten Probolinggo, khususnya dalam hal penurunan angka kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Probolinggo pada 2024 tercatat sebanyak 191.110 jiwa atau 16,45 persen.
Meski turun dari 17,19 persen pada 2023, penurunannya masih tergolong lambat.
"Penurunan kemiskinan harus menjadi atensi Pemkab Probolinggo untuk melakukan intervensi lebih masif, karena masuk dalam Astacita ke-6," ujarnya.
Ia juga mencermati laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo yang pada 2024 mencapai 4,72 persen, turun 0,01 persen dibandingkan 2023. Angka ini lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi nasional dan provinsi.
Selain itu, indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Probolinggo masih berada di peringkat empat terbawah dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.
Oleh karena itu, Khofifah meminta agar RPJMD Kabupaten Probolinggo mengacu pada Astacita ke-4, yang menitikberatkan pada peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan, sains, dan teknologi.
"Intervensi peningkatan IPM harus nyekrup dengan program Jatim Cerdas dan Jatim Sehat dalam Nawa Bhakti Satya serta sejalan dengan quick win nomor satu, yaitu program makan bergizi gratis," katanya.
Khofifah mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam membangun fondasi pembangunan yang terukur guna menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan angka stunting atau tengkes di Kabupaten Probolinggo.
"Banyak hal yang harus kita sinergikan secara rutin dan intensif. Saya yakin kita memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan Kabupaten Probolinggo yang semakin SAE," katanya.