Shanghai - Lebih dari 80 persen penduduk Shanghai menginginkan peraturan larangan merokok di dalam restoran dan tempat hiburan, demikian menurut sebuah survei. Hasil survei tersebut menunjukkan menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat China, negara dengan konsumen tembakau terbesar di dunia, terhadap isu kesehatan. Sekira seperempat dari 1,3 miliar penduduk China adalah perokok, atau sebanyak perokok di Amerika Serikat, menurut media nasional setempat. Shanghai, salah satu kota terkemuka di China, mensahkan undang-undang antirokok pertamanya pada 2010. UU tersebut mengatur larangan merokok di sejumlah tempat umum, seperti rumah sakit, kafe, restoran dan hotel. Namun, sebuah survei yang dilakukan oleh Komisi Promosi Kesehatan Shanghai (SHPC) terhadap 15.000 penduduk, menunjukkan bahwa kebanyakan responden mendukung total larangan merokok di restoran, tempat hiburan dan semua tempat kerja. Dalam hasil survei, Kamis (31/5), 60 persen responden menyarankan bahwa bungkus rokok harus menampilkan label peringatan resiko gangguan kesehatan dan lebih dari 50 persen responden menentang acara amal yang disponsori oleh perusahaan produsen rokok. Kementerian Kesehatan China, dalam sebuah laporan Rabu (30/5), memperingatkan bahwa lebih dari tiga juta warga China akan meninggal karena penyakit yang diakibatkan oleh rokok pada 2050, jika tidak ada tindakan pencegahan. Pemerintah Shanghai akan memulai diskusi yang bertujuan untuk membuat larangan merokok yang lengkap di seluruh area umum dalam ruangan, menurut harian Shanghai Daily, Jumat. (*)
Survei: Penduduk China ingin Aturan larangan Merokok di Ruangan
Jumat, 1 Juni 2012 16:05 WIB