PD Jasa Yasa Malang Kelebihan Jumlah Karyawan
Jumat, 18 Mei 2012 18:33 WIB
Malang - Perusahaan Daerah Jasa Yasa milik Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang mengelola sejumlah objek wisata, mengalami kelebihan puluhan karyawan jika dihitung antara rasio beban kerja dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Direktur administrasi PD Jasa Yasa, Ashari, di Malang, Jumat, mengemukakan, setelah dilakukan evaluasi terhadap beban kerja dengan jumlah karyawan, maka PD Jasa Yasa masih kelebihan puluhan karyawan, sehingga tidak efisien.
"Setelah kami lakukan evaluasi dengan manajemen, banyak SDM kita yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang ditangani, bahkan kita kelebihan karyawan cukup banyak," tegasnya.
Oleh karena itu, katanya, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan penataan dan penataan SDM, bahkan tidak menutup kemungkinan juga melakukan perampingan agar lebih efektif dalam mengelola pendapatan dari beberapa objek wisata dan percetakan.
Ashari mengaku optimistis jika SDM PD Jasa Yasa masih bisa diperbaiki dan digali potensinya untuk mengembangkan perusahaan tersebut, karena selama bertahun-tahun pendapatan asli daerah dari PD Jasa Yasa sangat kecil, bahkan tidak mampu menutup biaya operasional.
Beberapa objek wisata yang dikelola oleh PD Jasa Yasa adalah Taman Rekreasi dan Hotel Songgoriti, Taman Burung Jeru, Pemandian Sumber Waras, Pemandian Metro, Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, dan Pemandian Dewi Sri.
Hanya saja, dari tujuh lokasi wisata tersebut hanya empat yang selama ini menopang PAD dari PD Jasa Yasa. PAD itu pun sebagian untuk membayar utang ke kas daerah sebesar Rp700 juta.
Padahal, PAD yang ditargetkan dari PD Jasa Yasa rata-rata hanya Rp170 juta per tahun, namun target tersebut tidak pernah terealisasi akibat beban utang yang harus diangsur.
"Penghasilan kotor PD Jasa Yasa dari retribusi tiket masuk di lokasi wisata maupun hotel Songgoriti memang cukup besar, yakni sebesar Rp5,6 miliar, namun PAD tersebut digunakan biaya operasional, membayar pajak daerah, dan membayar 162 karyawan. PAD sebesar itu masih belum mencukupi kebutuhan operasional," tegasnya. (*)