Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 18 SMA, SMK dan SLB negeri dan swasta di Jawa Timur (Jatim) telah menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai sejak 6 Januari lalu.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim Aries Agung Paewai di Surabaya, Senin, mengatakan sekolah ini tersebar di Pacitan, Lamongan, Sidoarjo, Surabaya, Kabupaten Malang, Pasuruan, dan Bojonegoro.
"Hari ini di SMAN 10 Surabaya dan SMK PGRI 1 Surabaya. Kami minta hasil ini dievaluasi selanjutnya. Mungkin ke depan ada beberapa SMA, SMK, dan SLB, yang kami siapkan nanti untuk uji cobanya. Supaya betul-betul masif apa yang menjadi perkembangan lewat laporan ke Badan Gizi Nasional (BGN)," ujar Aries usai meninjau Program MBG di SMAN 10 dan SMK PGRI 1 Surabaya.
Evaluasi yang dimaksud, kata dia, data siswa yang mengalami alergi atau siswa yang membutuhkan gizi tambahan. Ini penting dicatat oleh pemerintah untuk menjadi bahan evaluasi.
Baca juga: PBNU melibatkan UMKM pasok bahan makanan Program Makan Bergizi Gratis
Faktor-faktor tersebut dinilai Aries juga sebagai alasan pemerintah belum melaksanakan Program MBG secara serentak.
Dalam tinjauan tersebut, Aries juga berpendapat menu dalam Program MBG yang disajikan untuk siswa SMA maupun SMK sudah mencukupi gizi siswa. Karena dalam satu piring saji, terdapat nasi, sayur, daging/ayam, buah, dan susu.
Terkait sasaran sekolah lanjutan, Aries menyebutkan saat ini pihaknya hanya menunggu jadwal Program MBG yang diberikan BGN. Namun yang lebih penting, kata Aries, dalam urusan uji coba Program MBG adalah dapur sebagai syarat utama karena berkaitan dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Kami di Batu yang harus disiapkan 11 dapur, belum terbentuk sama sekali. Jadi memang belum siap Batu untuk Program MBG," katanya.
Aries mengemukakan evaluasi Program MBG juga menyasar ke jenjang SLB karena tidak semua siswa bisa menikmati program ini, karena beberapa alasan. Salah satunya menjalankan program diet dan menu yang tidak sesuai untuk kesehatan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Ada kemungkinan nantinya Program MBG akan diramu oleh komite dengan kesepakatan bersama. Mengingat yang mengetahui gizi dan kebutuhan nutrisi siswa adalah wali murid ABK.
"Yang penting Program MBG tetap berjalan. Kita coba nanti hasil evaluasinya, jika banyak yang tidak cocok. Kita perbaiki sistemnya," kata Aries.