Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Pondok Indah Raissa Edwina Djuanda menyarankan menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebaiknya mengutamakan protein hewani.
Hal tersebut disampaikan Raissa saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, menanggapi menu MBG yang diberikan di SD Negeri 25 Palembang, Sumatera Selatan, yang hanya menyediakan lauk protein nabati yakni tahu dan tempe, meski sebenarnya sudah mencakup empat grup makanan ideal yang dibutuhkan anak sekolah yakni karbohidrat, protein, sayuran, serta buah.
"Melihat foto tersebut, tampak sudah mencakup keempat grup makanan, namun untuk protein sebaiknya diutamakan protein hewani, atau bisa dikombinasikan antara protein hewani dan nabati, karena tampak pada gambar, keduanya protein nabati saja tanpa ada protein hewani," ujar dia.
Dietetik lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan, protein hewani memiliki asam amino yang lebih lengkap dan lebih baik, sehingga mudah digunakan oleh tubuh dibandingkan protein nabati. Selain itu, protein hewani juga kaya akan zat besi, vitamin B12, dan heme (molekul yang mengandung zat besi) untuk mencegah anemia.
Menurutnya, makanan sehat untuk anak sekolah idealnya mencakup lima grup makanan, yakni karbohidrat, protein, sayuran, buah, dan produk susu.
"Karbohidrat; seperti nasi, mie, pasta, roti, kentang, ubi, atau singkong, protein; seperti ikan, telur, ayam, daging, tahu, tempe, dan kacang-kacangan (diutamakan yang hewani), sayuran; seperti labu, wortel, kacang panjang," ucapnya.
Kemudian, lanjut dia, buah-buahan; seperti anggur, pisang, apel, jeruk, kiwi, dan lain sebagainya, serta produk susu; seperti susu, keju, atau yoghurt.
"Selain itu, untuk grup makanan kelima (susu) juga sebaiknya ditambahkan untuk memenuhi makan sehat untuk anak," tuturnya.
Ia juga menyarankan sebaiknya cara memasak agar tidak semuanya digoreng, karena tampak pada gambar protein tahu dan tempe digoreng.
"Karena gorengan dengan minyak terlalu banyak, apalagi minyak yang sudah dipakai berulang kali, malah dapat meningkatkan kalori, lemak, kolesterol, zat karsinogenik, yang berdampak pada kesehatan jangka panjang, seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan lain sebagainya," paparnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebutkan pihaknya sedang mengevaluasi hari pertama program Makan Bergizi Gratis baik dari segi menu maupun sasaran agar lebih baik lagi ke depan.
"Sedang dilakukan evaluasi, sasaran tetap ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak sekolah dari PAUD hingga SMA serta santri dan sekolah keagamaan lainnya," katanya saat dikonfirmasi ANTARA melalui pesan singkat di Jakarta, Senin (6/1).
Pada rapat bersama Komisi IX DPR RI yang digelar secara tertutup, Dadan juga menyampaikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengedepankan kualitas, sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto.
"Kami kan mengedepankan kualitas. Pak Presiden berpesan berkali-kali jangan mengejar kuantitas, tapi kualitas. Jadi bagi yang sudah siap, dieksekusi," ujar dia.