Malang Raya (ANTARA) - Tim peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) merekomendasikan kepada pemerintah pusat agar memperkuat kemitraan dengan pemerintah daerah hingga masyarakat untuk mengoptimalkan berjalannya hilirisasi industri.
Ketua Tim Penelitian FEB UB Dr Hendi Subandi di Kota Malang, Senin, mengatakan rekomendasi soal pemaksimalan peran pihak terkait di daerah yang telah diberikan ini berdasarkan hasil dari penelitian pihaknya di tiga daerah, yakni Gresik, Mempawah, dan Pulau Rempang.
"Kami melakukan penelitian tiga sampai empat bulan, ada 15 mahasiswa FEB ikut. Kedepannya ketika kemitraan menjadi dasar, maka UMKM maupun masyarakat yang sebenarnya masuk ke dalam rantai pasok akan menjadi berkelanjutan," kata Hendi.
Hendi menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan dan mengambil judul Membangun Kemitraan Antara Masyarakat, Perusahaan, Pemerintah Daerah Untuk Optimalisasi Hilirisasi dimaksudkan menjadi pengingat bagi pemerintah supaya tak pernah melupakan aspek kesejahteraan masyarakat.
"Negara harus hadir dalam proses hilirisasi, pemegang regulasi adalah negara," ujarnya.
Hendi menyebut di dalam penelitian itu ada dua hal penting yang akan didapatkan dari penerapan strategi kemitraan, yakni pertama masyarakat bisa mendapatkan lapangan pekerjaan dan kedua pelaku UMKM memperoleh pasar.
Artinya, kata dia, baik masyarakat dalam hal ini pencari kerja dan pelaku UMKM secara otomatis akan mendapatkan dampak positif dari hilirisasi, karena telah menjadi bagian di dalam rantai pasok industri.
"Misalnya ketika UMKM memproduksi suatu barang maupun jasa itu sudah ada yang mengambil, yakni perusahaan," ujar dia.
Tak hanya itu, ia menyebut bahwa di dalam penelitian itu hilirisasi industri memiliki tiga fase, yakni masih bentuk perencanaan, sudah akan dioperasikan, dan telah berjalan. Ketiga hal tersebut memiliki pola kemitraan yang berbeda.
"Seperti yang sudah jadi tapi belum beroperasi bantuannya bisa beasiswa, membangun sekolah untuk anak-anak sekitar, dan perekrutan tenaga kerja," katanya.
Sementara itu, Dekan FEB UB Abdul Ghofar, SE., MSi., DBA., AK mengatakan hilirisasi punya dampak besar bagi perkembangan perekonomian suatu negara, oleh karena itu masyarakat di dalamnya harus mendapatkan manfaat lebih.
"Kami ingin objektif melihat permasalahan di masing-masing daerah. Kalau di Gresik itu relatif masalah lingkungan cukup besar, sehingga CSR di sana bisa berupa penanggulangan masalah air bersih," ucapnya.
Dia menyebut pemerintah pusat, daerah, dan perusahaan harus lebih aktif dalam membantu meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat yang berada di daerah proyek.
Sebab dengan begitu, serapan tenaga kerja akan lebih masif dan angka pengangguran bisa semakin ditekan.
"Sebenarnya mata pencaharian utama di Gresik itu adalah nelayan dan ada dampak degradasi di laut, maka CSR eksplisitnya adalah penanggulangan masalah tentang mata pencaharian," ujar dia.