Kota Kediri (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kediri, Jawa Timur, mengajarkan budi daya ikan lele dengan melibatkan warga binaan pemasyarakatan (WBP) sebagai bagian dari mendukung kedaulatan pangan nasional.
Kepala Lapas Kelas II a Kediri Urip Dharma Yoga mengemukakan kegiatan ini tidak hanya mendukung kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara pemasyarakatan dan pihak eksternal.
"Kami terus berupaya meningkatkan kerja sama dan memperbaiki fasilitas budi daya untuk hasil panen yang lebih baik di masa mendatang dan mendukung penuh upaya pemerintah dalam program ketahanan pangan," ujar Kalapas di Kediri, Selasa.
Ia menjelaskan kegiatan itu melibatkan warga binaan pemasyarakatan. Kegiatan budi daya itu sekaligus termasuk pembinaan yang diajarkan agar nantinya mereka memiliki bekal setelah keluar lapas.
Baca juga: Lapas Kediri beri keterampilan cukur warga binaan ala "Barbershop"
Dalam praktik budi daya ikan lele itu dilakukan di lahan pertanian "SAE Lakuli", yang dikelola oleh Lapas Kediri. Model kolam budi daya ikan lele menggunakan kolam buatan.
Panen raya hasil budi daya ikan lele ini menghasilkan 200 kilogram ikan yang dipanen langsung dari kolam budi daya Lapas Kediri.
Dalam kegiatan ini, Lapas Kediri mengalokasikan sebagian hasil panen untuk dijual kepada mitra kerja, sementara sisanya didistribusikan sebagai bantuan sosial kepada masyarakat sekitar.
Selain itu, Lapas Kediri juga telah memberikan bantuan sosial tambahan untuk warga binaan dan keluarga warga binaan yang telah dilaksanakan sebelumnya pada Jumat, 6 Desember 2024.
Panen raya ini juga dilaksanakan serentak bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan seluruh Indonesia. Lapas Kediri mewakili UPT Pemasyarakatan se-Jawa Timur untuk kegiatan panen raya. Kegiatan tersebut berlangsung secara virtual di bawah arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI Agus Andrianto.
Awalnya, sebelum panen air dari kolam dikeluarkan hingga habis dan setelahnya warga binaan mengambil jaring yang sudah disiapkan. Kemudian, ikan lele yang siap panen dikumpulkan dan ditimbang.
Sementara itu, dalam acara yang berlangsung lewat daring, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI Agus Andrianto menekankan pentingnya menjaga kualitas hasil panen dengan tegas menyatakan.
“Tolak kalau bahan makanan tidak sesuai kualitasnya. Kedaulatan pangan adalah komitmen yang harus kita jalankan sesuai arahan pemerintah. Jika tidak dilakukan, jangan ragu untuk mencabut pegawai yang lalai," katanya berpesan dalam acara tersebut.
Sebelumnya, Lapas Kediri juga membuat pelatihan kemandirian bagi warga binaan dengan belajar bertani sebagai bekal mereka berdaya setelah keluar dari lapas ke depannya.
Budi daya pertanian dilakukan dengan penanaman bawang merah dan bibit pepaya. Kegiatan tersebut juga dilakukan di lahan pertanian "SAE Lakuli", yang dikelola oleh Lapas Kediri.
Untuk bibit pepaya jenis California dipilih karena memiliki potensi ekonomi yang tinggi serta permintaan pasar yang stabil. Selain itu, pepaya California dikenal lebih cepat berbuah dan memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap hama, sehingga cocok untuk dibudidayakan oleh warga binaan.
Di sisi lain, bawang merah juga merupakan komoditas penting yang selalu dibutuhkan oleh pasar lokal. Dengan kedua komoditas ini, diharapkan warga binaan dapat terlibat dalam kegiatan ekonomi yang memberikan keuntungan jangka panjang.