Surabaya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) mulai melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mengurangi dampak ekstrem bencana hidrometeorologi di provinsi setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto di Surabaya, Kamis, mengatakan salah satu sasaran pertama dalam modifikasi ini adalah awan yang ada di atas perairan Madura.
"Kami gerak cepat menghadapi bencana hidrometeorologi di Jatim guna mengurangi dampak cuaca ekstrem seperti yang telah disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Gedung Grahadi," ujarnya.
Ia mengatakan dalam modifikasi tersebut dilakukan penaburan satu ton garam dapur (NaCl) atau kalsium klorida (CaCl2) yang ditebar oleh tim OMC di langit perairan Madura dari Bandara Juanda, Sidoarjo.
"Penaburan dilakukan dengan menggunakan pesawat Cesna Karavan 208B Nomor Registrasi PKSNN," ujarnya.
Gatot Soebroto bersama Kepala Stasiun BMKG Juanda Taufiq Hermawan memantau langsung pelaksanaan OMC perdana ini di Posko OMC di Kantor BMKG Juanda.
"Kegiatan OMC baru bisa dilakukan satu sortie (penaburan garam). Selanjutnya, kegiatan ini rencananya akan berlangsung selama lima hari," ujar Gatot Soebroto.
Ia pun berharap kegiatan OMC ini bisa mengurangi dampak cuaca ekstrem yang akan terjadi di Jatim dalam sepekan ke depan.
Dalam pelaksanaan OMC ini, kata Kepala Stasiun BMKG Juanda Taufiq Hermawan, pihaknya mendukung data perkembangan potensi awan yang akan bergerak ke daratan Jatim. Potensi awan itulah yang akan menjadi sasaran kegiatan OMC dengan cara disemai garam dengan pesawat yang telah disiapkan.
"Dengan teknologi ini, debit air hujan bisa dikurangi, sehingga hujan diharapkan tidak sampai turun ke daratan Jatim, dan bisa mencegah terjadinya banjir atau bencana lainnya," ujar Juanda.
Sementara berdasar data Posko OMC, dalam sehari kegiatan OMC bisa dilakukan antara 5 hingga 6 sortie. Di setiap sortie, kegiatan ini bisa berlangsung 1,5 hingga 2 jam termasuk pada malam hari.