Tulungagung, Jatim (ANTARA) - BPBD Tulungagung, Jawa Timur mengimbau warga yang bermukim ataupun memiliki aktivitas di daerah-daerah dataran rendah yang rawan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan mitigasi bencana hidrometeorologi seiring potensi cuaca dengan kelembaban tinggi dalam 1-2 pekan mendatang.
"Kami imbau masyarakat untuk siaga, lakukan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan guna meminimalkan dampak. Baik itu potensi longsor di daerah pegunungan maupun banjir seperti barusan melanda sejumlah wilayah di perkotaan," kata Kepala BPBD Tulungagung, Robinson Nadeak di Tulungagung, Senin.
Ia meminta masyarakat untuk selalu memantau cuaca dan menjaga kebersihan saluran air untuk mencegah banjir serupa di masa mendatang.
Dalam rangka mitigasi bencana, BPBD juga meningkatkan edukasi kepada warga tentang pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi, terutama di musim hujan yang diperkirakan berlangsung dengan intensitas tinggi.
Peringatan ini menyusul banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kampung Berpancasila, Gang Arista, Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Kota Tulungagung pada Jumat (6/12), yang menyebabkan kerugian material signifikan.
Banjir yang terjadi akibat hujan deras dan meluapnya saluran air ini merendam tujuh kolam ikan hias milik peternak lokal Imam Sopingi, sehingga ribuan ikan hias terbawa arus.
Imam, yang telah 15 tahun menekuni budidaya ikan hias, mengalami kerugian hingga Rp45 juta.
"Banjir setinggi pinggang orang dewasa merendam kolam dan ikan-ikan terbawa arus. Sekitar 15 ribu ekor ikan cupang, 2 ribu ekor ikan boyen besar, 10 ribu ekor ikan guppy, dan 5 ribu bibit ikan hilang," kata Imam.
BPBD Tulungagung segera merespons dengan memperingatkan potensi bencana lebih lanjut, mengingat curah hujan yang diperkirakan masih tinggi.
Berdasarkan data BMKG, curah hujan tinggi diperkirakan akan terjadi di berbagai wilayah Jawa Timur, terutama di daerah pesisir selatan, seperti Tulungagung, Pacitan, dan sekitarnya.
Fenomena atmosfer yang aktif, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby, diprediksi akan meningkatkan pembentukan awan hujan di wilayah ini.
Selain hujan lebat, potensi angin kencang dan petir juga perlu diwaspadai.
Selain itu, lanjut Robinson, pihaknya juga mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan saluran air dan segera melapor jika menemukan potensi bahaya, seperti pohon tumbang atau saluran air tersumbat.
Kejadian banjir yang terjadi pada Jumat (6/12) lalu di Kampung Berpancasila menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan di musim hujan ini, ujarnya.