Jakarta (ANTARA) - Kalangan industri kripto dalam negeri menyatakan optimistis mata uang digital Bitcoin semakin diminati investor ritel dan institusi yang mencari diversifikasi aset di tengah ketidakpastian ekonomi global pascakenaikan harganya senilai 89.000 dolar AS atau sekitar Rp1,4 miliar per koin pada 12 November 2024.
Menurut CEO Indodax Oscar Darmawan lonjakan harga Bitcoin tersebut menandakan kepercayaan dan adopsi yang terus meningkat terhadap Bitcoin sebagai aset digital yang terdesentralisasi.
Pencapaian tersebut, lanjutnya melalui keterangan di Jakarta, Kamis juga berpotensi membuka peluang Bitcoin mencapai harga yang lebih tinggi lagi, didukung oleh sejumlah faktor eksternal seperti perkembangan kebijakan global dan minat dari institusi keuangan besar.
"Ke depan, saya optimistis Bitcoin akan menjadi lebih menarik, tidak hanya bagi investor ritel tetapi juga bagi institusi yang mencari diversifikasi aset di tengah ketidakpastian ekonomi global," ujarnya.
Dikatakannya Bitcoin semakin mengukuhkan diri sebagai ‘digital gold’, sama halnya dengan emas yang telah lama dianggap sebagai penyimpan nilai.
Dengan kondisi tersebut, lanjutnya Bitcoin menawarkan peluang bagi investor untuk melindungi kekayaan mereka di saat ketidakstabilan pasar tradisional.
Selain itu, menurut dia dengan kenaikan harga tersebut menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap aset digital.
"Bitcoin telah membuktikan dirinya sebagai aset yang tidak hanya terdesentralisasi tetapi juga transparan," katanya.
Ia optimis bahwa semakin banyak masyarakat yang akan mulai mengenal dan memahami teknologi blockchain melalui popularitas Bitcoin.
"Dengan tren yang ada, industri kripto berada di jalur yang menjanjikan untuk terus tumbuh dan menarik minat lebih luas di kalangan investor dan institusi finansial," katanya.
Sebelumnya pada 12 November 2024 harga Bitcoin (BTC) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, all-time high (ATH) dengan nilai 89.000 dolar AS atau sekitar Rp1,4 miliar per koin.
Standard Chartered memprediksi lonjakan harga Bitcoin hingga 200.000 pada akhir tahun depan, Ethereum diperkirakan akan mencatatkan rekor tertinggi baru di level 10.000 dolar AS sedangkan Solana diproyeksikan memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi daripada kedua aset utama tersebut di pasar kripto.