Surabaya (ANTARA) - Calon Gubernur Jawa Timur Nomor Urut 2 Khofifah Indar Parawansa mendorong masyarakat untuk mencontoh keuletan dari petani budidaya anggur yang ada di Kabupaten Probolinggo, yang memiliki nilai tambah dengan mengoptimalkan daya tarik untuk pariwisata.
“Sejauh saya melakukan kunjungan di Jatim ini saya rasa luar biasa. Ada inovasi kreativitas dan keuletan masyarakat Krejengen ini yang melakukan ikhtiar budidaya anggur, ini luar biasa bahkan ada anggur rasa mangga, sangat unik,” kata Khofifah dalam keterangannya, Senin.
Bagaimana tidak, di kebun yang diinisasi oleh warga Desa Krejengan ini, ada sebanyak lebih dari lima varietas anggur yang dikembangkan. Dalam waktu delapan bulan mereka menginisiasi wisata petik anggur dan edukasi budidaya.
“Kita berharap budidaya ini menjadi referensi bagi petani anggur yang lain. Karena ini kalau dikembangkan lebih banyak dan lebih luas bisa semakin menjadi rujukan wisata dan edukasi yang sangat menjual,” ujar Khofifah.
Di sini dikembangkan anggur mulai yang warna ungu maupun hijau. Buahnya memiliki kualitas premium. Bahkan dari segi rasa juga beraneka ragam.
Bahkan ada yang rasanya mirip mangga dan memiliki wangi yang khas. Sehingga menurut Khofifah jika varian-varian ini dikembangkan akan menjadi daya tarik bagi edu wisata maupun edu agro.
“Varian-varian kultur bertanam itu penting. Supaya desa ini memiliki ikon sebagai desa budidaya anggur,” ujarnya.
Di sisi lain, Rozaq, pimpinan asosiasi petani budidaya anggur Desa Krejengan Kabupaten Probolinggo menegaskan budidaya anggur ini menjadi pionir di Kabupaten Probolinggo dan satu-satunya yang dikembangkan secara profesional.
“Kami menggunakan metode manual. Ditanam menggunakan media tanam yang sudah disiapkan teman-teman. Kami juga menggunakan pupuk alami dalam pengembangan budidaya ini,” kata Rozaq.
Dikatakannya budidaya anggur yang dilakukan di sini adalah jenis anggur impor dari Amerika dan juga dari Eropa yang belum dipatenkan di Indonesia.
Pihaknya menegaskan bahwa budidaya anggur ini sangat menjanjikan karena hanya dalam waktu delapan bulan saja buah dari tanaman yang dibudidayakan sudah bisa dinikmati hasilnya.
“Anggur di sini buahnya kita jual untuk wisatawan. Karena di sini sifatnya adalah wisata petik anggur. Setelah dipetik baru di dibayar kiloan, harga per kilogramnya adalah Rp100 ribu untuk semua varietas,” ujarnya.
Pihaknya berharap ke depan wisata ini bisa lebih berkembang. Dengan lebih banyak wisatawan yang datang dan semakin banyak petani yang membudidayakan anggur, pihaknya optimis ekonomi masyarakat akan terangkat.