Puslabfor Polri Selidiki Kebakaran Pasar Trenggalek
Minggu, 18 Maret 2012 20:24 WIB
Trenggalek - Satu tim peneliti dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri Cabang Surabaya akan menyelidiki penyebab kebakaran yang menghanguskan 31 kios di Pasar Subuh, Kabupaten Trenggalek, Jumat dini hari.
"Investigasi akan dilakukan sampai ditemukan titik sumber api yang menyebabkan terjadinya kebakaran, serta mengidentifikasi ada/tidaknya unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Saiful Rohman, Minggu.
Tim yang terdiri dari para ahli forensik itu sendiri dijadwalkan tiba di Kabupaten Trenggalek, Senin (19/3). Mereka memetakan lokasi kebakaran untuk kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengambil sejumlah sampel sisa kebakaran.
Untuk memastikan semuanya itu, lanjut Saiful, beberapa anggota Polres Trenggalek diterjunkan untuk mengamanka lokasi kebakaran, tertama kios milik Ipung, warga Kelurahan Surondakan, Kecamatan Trenggalek yang diduga menjadi awal dari munculnya titik api.
Polisi juga memasang garis pembatas atau garis polisi mengelilingi kios yang diduga menjadi awal mula kebakaran tersebut untuk kepentingan penyelidikan.
Sampai berita ini ditulis, puluhan pedagang yang los maupun kiosnya terbakar masih terlihat shok atas kebakaran yang meluluhlantakkan seluruh barang dagangan mereka.
Beberapa pedagang yang mengetahui kejadian tersebut menuturkan, kali pertama kebakaran terlihat dari atap kios milik Ipung. Saat itu terlihat kepulan asap muncul dari atap kios milik pedagang asal Kelurahan Surondakan, Kecamatan Trenggalek tersebut sebelum kemudian jilatan api yang terus merambat ke sekitarnya.
Kobaran api dalam waktu sekejap terus membesar seiring dengan tiupan angin dan terus merembet ke kios yang berada di sampingnya. Api yang kian berkobar kemudian menyulut ke los pedagang yang berada di sebelas barat kios. Akibatnya, 31 los/kios ikut terbakar.
Salah satu pedagang sembako, Nur, menduga kebakaran itu berasal dari hubungan arus pendek pada jaringan listrik. Melihat kobaran api tersebut, puluhan pedagang yang baru mulai beraktivitas langsung semburat menyelamatkan barang dagangan masing-masing.
Pascakebakaran, sejumlah pedagang sempat mengeluhkan ketidaksiapan serta ketidaksigapan tim pemadam kebakaran setempat. Kekecewaan itu terutama dipicu karena beberapa pedagang yang sempat datang ke meminta bantuan tidak mendapati satu petugas piketpun yang sedang berjaga.
Mereka semakin kesal lantaran mobil damkar yang dimiliki pemkab saat itu tidak punya air sehingga harus mengisi dulu hingga memakan waktu beberapa lama.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Joko Rusianto, mengatakan satu unit mobil pemadam kebakaran (damkar) milik pemkab yang didatangkan ke lokasi kejadian memang sempat kewalahan melakukan upaya pemadaman.
Hal itu membuat api baru benar-benar bisa dipadamkan sekitar 3,5 jam kemudian atau sekitar pukul 05.00 WIB.
"BPBD menerima telepon sekitar pukul 01.30 WIB, kemudian pukul 01.45 kami datang ke lokasi, kami mengakui memang kewalahan, karena angin cukup kencang sehingga api terus membesar, selain itu juga karena keterbatasan peralatan," terang Joko tanpa mengkonfirmasi rumor mengenai ketidaksiapan tim damkar saat peristiwa kebakaran terjadi. (*)