“Program BGSKIN Go Green bukan sekadar program pengelolaan limbah, tetapi juga sebuah langkah untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan," kata founder dari BGSKIN Vonny Afiyah dalam keterangannya diterima, Rabu.
Pihaknya berharap program ini dapat memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga bagi masyarakat yang terlibat langsung dalam proses ini.
Selain menjadi bagian dari program BGSKIN Go Green, mesin pirolisis juga digunakan oleh Mahasiswa Teknik Industri Universitas Yudharta Pasuruan sebagai media penelitian dan inovasi pengolahan sampah plastik.
Menariknya mesin pirolisis ini hadir sebagai mesin pengolahan sampah plastik berkapasitas 100 kilogram yang pertama di Jawa Timur.
Mesin ini bekerja dengan cara memanaskan limbah plastik hingga suhu tinggi untuk kemudian menghasilkan produk cair seperti bensin dan solar.
Dengan daya tampung yang besar, mesin pirolisis ini mampu mengolah hingga 100 kilogram sampah plastik yang akan menghasilkan kurang lebih 100 liter bensin atau solar dan 11 kilogram residu karbon hitam.
Hasil bahan bakar dari olahan tersebut juga telah dinyatakan lolos uji Laboratorium Pertamina.
Hasil bahan bakar dari olahan tersebut juga telah dinyatakan lolos uji Laboratorium Pertamina.
Bahan bakar yang dihasilkan dari limbah plastik yang diolah oleh mahasiswa Teknik Industri di Universitas Yudharta ini selanjutnya akan dimanfaatkan untuk kendaraan dan kebutuhan internal lain di kampus.
Sementara itu, residu karbon hitam akan diolah kembali menjadi beberapa produk yang bisa dipakai kembali, seperti tempat tisu, tatakan gelas, tempat bolpoin dan berbagai produk bermanfaat lainnya.