Ngawi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ngawi Jawa Timur membangun sebanyak 1.163 unit sanitasi sehat dengan sistem pengelolaan air limbah domestik (SPLAD), sebagai upaya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta mencegah stunting anak.
"Pembangunan sanitasi bersih dan layak menjadi salah satu dasar untuk pemenuhan kebutuhan air dan lingkungan yang sehat. Kondisi tersebut juga dalam rangka menekan dan mencegah kasus stunting," kata Kepala Bidang Kawasan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kabupaten Ngawi Pipit Dwi Herlina di Ngawi, Rabu.
Menurutnya, pembangunan sanitasi sehat untuk 1.163 keluarga penerima manfaat tersebut dilakukan bertahap dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) tahun 2024 sebesar Rp10 miliar.
Pembangunannya dilakukan tersebar di sebanyak 27 desa di Kabupaten Ngawi yang telah didata masih minim jamban sehat, sehingga belum ada pengelolaan air limbah domestik dengan baik.
Nantinya pembangunan sanitasi berupa jamban sehat itu akan dilakukan secara swakelola, sehingga melibatkan secara langsung masyarakat penerima manfaat dan warga sekitar.
Terkait stunting, pihaknya menjelaskan bahwa kondisi kekerdilan anak tersebut salah satunya juga disebabkan karena lingkungan tempat tinggal yang kurang sehat.
"Karenanya, dengan sanitasi sehat dan layak, menjadi hal penting dalam rangka mencegah gangguan kesehatan dengan menerapkan PHBS, termasuk stunting," katanya.
Ke depan pembangunan sanitasi jamban sehat tersebut akan terus ditingkatkan dengan mencakup lebih banyak desa, sehingga tidak hanya penerapan PHBS dan menekan stunting, namun juga dalam rangka mencegah pencemaran lingkungan karena pengelolaan air limbah domestik telah sesuai dengan standar.