Kegiatan yang juga diikuti PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Bank Negara Indonesia (BNI) (Persero) Tbk dan PT Petrokimia Gresik ini untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/SDGs nomor 14 yaitu Menjaga Ekosistem Laut dan merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Sekretaris Perusahaan PT SIER Jefri Ikhwan Ma'arif mengatakan keberadaan mangrove sangat penting untuk menjaga ekosistem pesisir.
Mangrove melindungi pantai dari abrasi, menyediakan habitat bagi berbagai spesies laut dan burung, serta berperan dalam siklus nutrisi dan oksigenasi perairan.
"Program konservasi atau penanaman pohon mangrove menjadi hal yang krusial dalam menjamin keberlangsungan ekonomi masyarakat di Kecamatan Gunung Anyar. Apalagi prosentase konservasi mangrove di Gunung Anyar mengalami kerusakan sebesar 13,075 hektare atau sekitar 18,5 persen dari total area sebesar 70,403 hektare," kata Jefri.
Jefri mengatakan kegiatan penanaman mangrove yang diikuti sekitar 100 orang ini adalah sebagai implementasi program TJSL.
Selain itu, juga sebagai kontribusi nyata BUMN terhadap pemberdayaan pada pilar lingkungan yang berdampak pada komunitas lokal, dan mendukung penguatan ekonomi lokal yang terkait sektor lingkungan dan pariwisata.
Kepala Departemen TJSL PT SIER Puspita Ernawati menambahkan pihaknya sebagai pengelola kawasan industri milik pemerintah selalu berkomitmen dalam menjaga dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Salah satu caranya dengan melakukan penanaman pohon mangrove yang bekerja sama dengan perusahaan BUMN lain.
"Sebelumnya kami juga telah melakukan aksi bersih-bersih sungai Kali Wonokromo dari enceng gondok dan sampah, serta penebaran 10 ribu benih ikan bader dan patin. Waktu itu SIER bekerja sama dengan PT PJT (Perum Jasa Tirta) I dan Komunitas Peduli Sungai Surabaya," kata Puspita.
Menurut dia, penanaman pohon mangrove dipilih karena memiliki berbagai manfaat yang sangat penting bagi lingkungan, ekonomi dan masyarakat sekitar.
Di antaranya bisa mencegah erosi dan abrasi pantai, mengurangi emisi karbon, penyedia habitat bagi berbagai spesies, sumber ekonomi bagi masyarakat lokal hingga mendukung ekowisata.
"Untuk bibit pohon mangrove kami membeli dari kelompok tani (poktan). Itu artinya kami ikut memberdayakan perekonomian warga. Selain itu, penanaman mangrove merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan lingkungan dan keberlanjutan ekonomi, terutama di daerah pesisir," ungkapnya.
KRM Surabaya merupakan kawasan konservasi yang diresmikan pada 26 Juli 2023 lalu. KRM Surabaya merupakan gabungan dari Ekowisata Mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah dengan total luas lahan sebesar 27 hektare yang berada dalam pengelolaan UPTD Kebun Raya Mangrove dan merupakan satu-satunya kebun raya tematik Mangrove.
Saat ini KRM Surabaya memiliki koleksi sebanyak 59 spesies mangrove atau 36 persen spesies mangrove yang ada di Indonesia.
Selain menjadi kawasan konservasi dan edukasi, disini juga tersedia berbagai fasilitas lainnya, yaitu area jogging track, wisata perahu, menara pantau, area ATV, area UMKM, area bermain, auditorium, toko oleh-oleh dan berbagai spot foto menarik.