BriSyariah Alokasikan Rp30 Miliar Bidik Pengusaha Mikro
Selasa, 6 Maret 2012 17:33 WIB
Surabaya - Perbankan syariah PT BRISyariah mengalokasikan dana sekitar Rp30 miliar guna membidik pasar kalangan pengusaha mikro yang melakukan ekspansi usahanya sampai ke pelosok kecamatan di Jawa Timur.
"Untuk itu kami siap mengeluarkan investasi sekitar Rp1,5 miliar pada tahun ini demi merealisasi pembukaan kantor cabang pembantu di 20 titik di Jatim," kata Pimpinan Cabang PT BRISyariah Surabaya, Mulyatno Rachmanto, ditemui di Surabaya, Selasa.
Dari 20 titik tersebut di antaranya berada di Ploso, Mojoagung, Mojosari, Jember, dan Madiun. Ketersediaan kantor cabang pembantu itu akan menambah jumlah kantornya yang kini eksis di 18 titik di wilayah kerjanya.
"Sementara, kalau secara nasional total kantor cabang kami mencapai sekitar 103 kantor," ujarnya.
Upaya tersebut, jelas dia, untuk merealisasikan penghimpunan dana pihak ketiga menjadi senilai Rp1 triliun pada tahun 2012 atau mengalami peningkatan dibandingkan dana kelolaan tahun 2011 senilai Rp900 miliar.
"Sementara, besaran dana kelolaan tahun 2011 memiliki komposisi 70 persen berupa deposito dan 30 persen berasal dari dana murah," katanya.
Dengan adanya serangkaian kegiatan bisnis pada tahun 2012 termasuk ekspansi pasar di Jatim, ia berharap, komposisi dana murah dapat meningkat menjadi 50 persen dan deposito 50 persen.
"Di sisi lain terkait total nasabah tabungan di Surabaya, per akhir tahun 2011 mencapai 40.000 nasabah," katanya.
Di samping itu, tambah dia, pihaknya menargetkan dapat mengalokasikan pembiayaan mencapai Rp1 triliun selama tahun 2012.
"Estimasi pembiayaan tahun ini meningkat 66 persen daripada kinerja pembiayaan tahun 2011 mencapai sekitar Rp600 miliar," katanya.
Dari pembiayaan ratusan miliar rupiah selama tahun 2011, lanjut dia, didominasi kredit konsumer seperti Rp165 miliar. Lalu, disumbang oleh kredit mikro senilai Rp110 miliar, kredit komersial Rp100 miliar, pembiayaan gadai emas Rp98 miliar, dan kredit ritel Rp63 miliar.
"Kalau rasio pembiayaan bermasalah 'Non Performance Financing/NPF' berada di posisi 2 persen per tahun 2011," katanya.(*)