Arum Sabil didapuk sebagai Ketua HKTI Jatim, Khofifah Indar Parawansa sebagai Ketua Dewan Penasihat dan Prof Ir Achmad Subagjo dari Universitas Jember sebagai Ketua Dewan Pakar.
"Kami harap HKTI Jatim jadi garda terdepan memajukan petani dan sektor pertanian di Jatim. Abah Arum Sabil sudah dikenal Pak Prabowo. Semoga Bunda Khofifah yang juga Ketua Dewan Pembina HKTI Jatim bisa mengemban amanat kembali memimpin Jatim. Pak Prabowo Ketua Dewan Pembina DPN HKTI mengucapkan salam dan selamat atas pelantikan HKTI Jatim ini," kata Fadli Zon.
Fadli pun bercerita bahwa Prabowo pernah menjadi Ketum DPN HKTI 2004-2015. Prabowo, kata Fadli, adalah seorang tentara yang suka bertani, dimana pada tahun 1997-1998 pernah melakukan penanaman di lahan-lahan tidur
Baca juga: Bakal calon Wali Kota Kediri Reza Darmawan minta restu ke Fadli Zon
"Ke depan, pemerintahan akan menjadikan sektor pertanian strategis dan prioritas. Yakni, bagaimana menciptakan swasembada pangan di Indonesia. Cita-citanya tinggi dan ambisius. Cita-cita Pak Prabowo sebagai Presiden terpilih dan Ketua Dewan Pembina DPN HKTI semoga bisa terwujud," ujarnya.
Ke depan, lanjut dia, masyarakat diharapkan agar tidak mengkonsumsi makanan yang sembarangan, tetapi harus makanan yang bergizi. Ini terutama untuk generasi muda, menghilangkan stunting dan terdapat program makan bergizi dari pemerintah.
"Banyak komoditas di Jatim ini juaranya, nomor 1 se-Indonesia. Jatim produsen padi terbesar empat tahun berturut turut sejak 2020. Ini karena sebesar 18 persen Jatim menyumbang produksi padi nasional, ada 9,7 juta ton GKG. Jagung juga terbesar 30,63 persen terhadap produksi jagung nasional," katanya.
Dia menyatakan Jatim sebagai lumbung pangan nasional sangat penting. Kehadiran HKTI Jatim sangat penting bagi HKTI di Indonesia.
"Masalah pertanian ini klasik. Pak Prabowo akan berusaha mengintegrasikan agar efektif, agar ketahanan pangan, kemandirian pangan dan Indonesia berdaulat secara pangan. Agar benar-benar sebagai bangsa merdeka," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPD HKTI Jatim Arum Sabil menambahkan dalam kepengurusan juga diisi Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim dan Pakar Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo.
Kehadiran Suko Widodo, kata Arum, karena pengurus tidak harus pernah menjadi petani atau memiliki lahan menanam.
"Butuh orang-orang komunikasi, ini untuk jembatan komunikasi antara pemerintah dengan petani," katanya.