Polisi Periksa Kondisi Kejiwaan Pembunuh Berantai
Kamis, 16 Februari 2012 16:42 WIB
Nganjuk - Kepolisian Resor Nganjuk, memeriksakan kondisi psikologis pelaku pembunuhan berantai, Mujianto (24), warga Desa Jatikapur, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Nganjuk, AKP Bambang Sutikno, Kamis mengemukakan pemeriksaan itu sengaja dilakukan untuk mengetahui kondisi psikologis pelaku.
"Kami ingin mengetahui kondisi psikologisnya, jadi kami periksakan ia di Rumah Sakit Bhayangkara, Nganjuk," katanya, mengungkapkan.
Ia mengatakan, pemeriksaan itu dilakukan oleh tim dari Kepolisian Daerah Jatim yang sengaja didatangkan. Mereka akan memeriksa tingkat kejiwaaan dari pelaku.
Untuk selanjutnya, kata dia, hasil dari pemeriksaan itu digunakan sebagai rujukan guna proses hukum selanjutnya.
"Nanti, hasilnya sebagai bahan pertimbangan kami untuk memproses pelaku. Kami juga terus lanjutkan penyelidikan kasus ini," ucapnya.
Kasus pembunuhan berantai terjadi di Kabupaten Nganjuk. Ada empat orang tewas, sementara dua lainnya kondisinya sempat mengkhawatirkan, setelah diberi racun tikus jenis Temex 15G oleh Mujianto.
Empat yang meninggal dunia itu antara lain Ahyani (46), seorang PNS di BLK Pemprov Jatim, warga Kampung Tokelan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Romadhon (55) warga Desa/Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Basori, warga Kabupaten Pacitan, serta Sudarno (42), warga Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, yang identitasnya baru diketahui.
Sementara, dua lainnya yang selamat adalah Muhammad Fais (28) warga Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan dan Anton S Sumartono (47) warga Desa Tegalan Pamularang, Kecamatan Lawean, Kabupaten Surakarta, Jawa Tengah.
Motif dari kasus tersebut, untuk sementara dari pemeriksaan polisi karena pelaku cemburu dengan pasangannya, Joko Suprianto, warga Desa Senopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, yang berpaling pada orang lain.
Polisi terus mengusut kasus ini. Diketahui, jumlah lokasi kejadian juga mencapai 15. Padahal, sebelumnya hanya ada enam korban, di mana empat di antaranya diketahui meninggal dunia, sementara dua lainnya dirawat, di lokasi yang berbeda. Polisi memprediksi, jumlah korban juga bertambah, dengan pengakuan dari tersangka.
"Dari penyidikan yang kami lakukan kepada tersangka, tempat kejadian perkara (TKP) ada 15. Seluruh TKP di Nganjuk, namun korban berasal dari berbagai daerah di Jatim. Kemungkinan juga ada tambahan korban," kata Kepala Polres Nganjuk, AKBP Anggoro Sukartono.(*)