Surabaya (ANTARA) - Startup fintech pelopor neo-rural bank di Indonesia, Komunal, mengoptimalkan digitalisasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk mendukung pertumbuhan perekonomian masyarakat lokal di Indonesia.
Co Founder & Chief Operation Officer Komunal Rico Tedyono dalam Antara Business Forum (ABF), di JW Marriott Hotel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, mengatakan popularitas BPR di Indonesia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Bank Umum.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan sebanyak Rp8,653 triliun atau sekitar 98,4 persen Dana Pihak Ketiga (DPK)
di Indonesia disimpan di Bank Umum, sedangkan 1,6 persen sisanya yaitu sebesar Rp138,5 triliun ditempatkan di BPR.
"Hal tersebut mencerminkan kondisi perekonomian Indonesia masih jauh dari kata inklusif, di mana mayoritas dana masyarakat masih sangat bertumpu pada Bank Umum," kata Rico.
Baca juga: Direktur Komersial: ANTARA tak sekadar jadi kantor media
Padahal, BPR memiliki hubungan erat dengan masyarakat lokal dan tersebar luas di seluruh pelosok negeri, dengan BPR tersebut hadir untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah-daerah di Indonesia.
Sayangnya, masih banyak BPR yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, karena keterbatasan akses teknologi dan digitalisasi.
"Itulah mengapa Komunal hadir sebagai startup fintech pelopor neo-rural bank yang berusaha mengisi kekosongan terkait digitalisasi BPR tersebut," ujarnya pula.
Terhitung hingga akhir bulan Agustus 2024, Komunal telah mengikat kerja sama dengan lebih dari 400 BPR di seluruh Indonesia, baik untuk loan channeling (pinjaman) maupun deposit channeling (pendanaan).
Dalam hal ini, Komunal memberlakukan seleksi ketat terhadap seluruh mitra BPR, dengan empat persyaratan fundamental yang harus dipenuhi, yaitu pertama pengurus BPR harus sudah melek digital, kedua tingkat kesehatan (TKS) BPR berada di angka lebih dari lebih dari 75 persen.
Ketiga memenuhi ketentuan minimum modal inti sesuai POJK yang berlaku, yaitu berada di angka lebih dari Rp6 miliar serta keempat memenuhi CAR ratio lebih dari 12 persen dan cash ratio lebih dari 10 persen.
"Dengan kata lain, tidak sembarang BPR dapat bergabung ke dalam platform Komunal," ujarnya.
Sejak didirikan pada tahun 2018 silam, melalui Komunal P2P Lending, perusahaan berhasil menyalurkan kredit produktif senilai Rp5,5 triliun kepada pemilik usaha kecil menengah (UKM) di lebih dari 30 provinsi di Indonesia.
Dengan jumlah 500 lebih borrower aktif per 2024, Komunal P2P Lending menyasar industri UKM yang dikelola individu maupun badan usaha, seperti FMCG, jasa logistik, proyek pemerintahan, kontraktor swasta, BUMN/BUMD, startup, hingga ekspor-impor.
Di samping itu, melalui DepositoBPR by Komunal, perusahaan telah berhasil menghimpun dana nasabah senilai total Rp12,9 triliun sejak diluncurkan pada bulan Agustus 2021 silam, dengan Rp5,3 triliun di antaranya diperoleh selama periode 2024. Dana tersebut disalurkan ke lebih dari 370 mitra BPR/BPRS terseleksi di seluruh Indonesia.
Komunal memiliki komitmen yang semakin kuat dalam mengoptimalkan digitalisasi BPR untuk memperkuat perekonomian masyarakat lokal menyambut tahun 2025.
Perusahaan akan terus memperluas jangkauan kerja sama dengan BPR di seluruh Indonesia dan meningkatkan penyaluran kredit serta penghimpunan dana melalui platform digitalnya.
Dengan langkah ini, Komunal bertekad untuk menjadi katalis utama dalam menciptakan inklusi keuangan yang lebih merata di Indonesia.
ANTARA Business Forum yang digelar Antara ETP adalah sebuah platform dinamis yang dirancang khusus untuk memfasilitasi sinergi dan kolaborasi antarpara pemangku kepentingan khususnya bagi pelaku usaha atau industri ekspor-impor.
Industri ekspor-impor merupakan salah satu pilar fundamental dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan regional, termasuk di Jawa Timur.
Saat ini, kompleksitas dan tantangan yang dihadapi industri ini semakin meningkat, sehingga dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat antarpara pemangku kepentingan dan pelaku industri ekspor-impor jadi kunci dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang di era globalisasi.
PT Antara Elektronik Transaksi Pratama atau Antara ETP merupakan anak perusahaan dari Perum LKBN ANTARA yang mendapatkan izin dari Bank Indonesia untuk menyediakan layanan Electronic Trading Platform (ETP) di Indonesia.
Antara ETP bermitra dengan Bloomberg dan menyediakan teknologi dan layanan pendukung lainnya. Antara ETP adalah penyelenggara sarana transaksi valuta asing ETP berlisensi yang diawasi Bank Indonesia.