Inflasi Jatim Januari 2012 Catatkan 0,35 Persen
Rabu, 1 Februari 2012 12:43 WIB
Surabaya - Indeks Harga Konsumen/inflasi Jawa Timur selama Januari 2012 mencatatkan 0,35 persen karena dipengaruhi kenaikan harga sejumlah bahan makanan di provinsi tersebut.
Kepala Biro Pusat Statistik (BPS) Jatim, Irlan Indrocahyo, Selasa, menjelaskan, pencapaian inflasi Jatim selama awal tahun ini lebih rendah dibandingkan nasional pada periode sama yang mencapai 0,76 persen.
"Secara umum, baik di Jatim maupun nasional pemicu kenaikan harga bahan makanan di antaranya telur ayam ras, daging ayam ras, dan minyak goreng," katanya, ditemui di Surabaya, Selasa.
Ia mengemukakan, kenaikan harga bahan makanan tersebut juga dipengaruhi cuaca ekstrem saat ini. Akibatnya, produksi telur ayam ras dan komoditas lain turun dibandingkan normal.
"Bahkan memicu kenaikan harga seperti harga telur ayam ras selama bulan Januari 2012 naik menjadi Rp15.700 perkilogram. Padahal, selama bulan Desember 2011 hanya Rp14.800 perkilogram," ujarnya.
Selain itu, contoh dia, harga tarif angkutan udara juga meningkat selama Januari 2012 menjadi rata-rata mencapai Rp694.000 per orang sedangkan Desember 2011 mencapai Rp600.000 per orang.
"Lalu, harga ayam ras juga meningkat menjadi Rp29.700 perkilogram selama Januari lalu dibandingkan Desember 2011 hanya Rp28.900 perkilogram," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, pada bulan Januari 2012 dari tujuh kota Indeks Harga Konsumen/IHK di Jatim seluruh wilayah mengalami inflasi. Posisi inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,52 persen.
"Peringkat selanjutnya, Sumenep dengan inflasi 0,50 persen, Surabaya 0,39 persen, Jember 0,28 persen, Malang dan Kediri masing-masing 0,27 persen, dan terendah di Madiun 0,10 persen," katanya.
Mengenai laju inflasi tahun kalender (Januari-Januari) 2012 di Jatim, lanjut dia, mencapai 0,35 persen sedangkan laju inflasi tahunan (Januari 2012 terhadap Januari 2011) provinsi ini mencatatkan sebesar 3,82 persen.(*)