Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Pabrik Gula (PG) Jatiroto Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, melakukan sinergi dengan petani dan pihak perbankan untuk mewujudkan percepatan swasembada gula nasional dengan target 1 juta ton pada tahun 2024.
"Agar bisa mencapai swasembada nasional itu tidak bisa dilakukan sendiri, sehingga harus dicapai bersama dengan para mitra," kata General Manager (GM) PG Jatiroto Lumajang Agus Priambodo saat menggelar kegiatan sarasehan bersama petani dan perbankan di Desa Kaliboto Lor Kecamatan Jatiroto, Lumajang, Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya mengambil peran untuk menjembatani para petani tebu agar memperoleh kemudahan suport dana dari pihak perbankan, sehingga petani tidak lagi kesulitan modal atau lainnya.
"Adapun kemudahan yang diberikan kepada petani sebagai salah satu mitra penting yakni mencakup pada pemenuhan kebutuhan terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR)," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, PT SGN telah berkomunikasi dengan pihak perbankan, sehingga akhirnya KUR khusus petani tebu bisa diluncurkan dengan harapannya fasilitas itu bisa memacu semangat petani agar bisa lebih baik lagi dalam mengelola lahan tebunya.
Sementara Plt Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (ATRI) Lumajang Edy Sudarsono mengatakan kemitraan yang dijalin PG Jatiroto bersama dengan perbankan menjadi solusi penting yang sangat dibutuhkan petani tebu agar produktivitas ikut meningkat.
"Petani mengharapkan kemitraan yang dijembatani PG Jatiroto dengan perbankan bisa terus terjalin. Tanpa adanya kemitraan dari pihak bank sebagai pendukung dana maka otomatis kinerja petani dalam mengelola kebunnya bisa berkurang," katanya.
Pihak perbankan memberikan dukungan dana meliputi pembiayaan berupa kredit dalam proses sejak pembudidayaan tebu hingga tahap tebang muat angkut tebu, sehingga meliputi kredit usaha rakyatnya maupun kredit komersilnya.
Pada musim giling tahun ini target PG Jatiroto sebanyak 10 juta kuintal tebu yang akan digiling dengan rincian 5 juta kuintal hasil kebun milik HGU Lumajang Raya dan 5 juta kuintal milik hasil kebun milik masyarakat.