Bojonegoro - Dinas Pertanian Bojonegoro, Jatim, masih belum bisa memperhitungkan kerugian akibat banjir luapan Bengawan Solo yang merendam tanaman padi seluas 1.101 hektar di 25 desa di sejumlah kecamatan di wilayah setempat. "Karena tanaman padi yang terendam banjir baru tiga hari, kami masih sulit menghitung besarnya kerugian, " kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti, Senin. Ia menjelaskan, besarnya kerugian masih belum bisa dilakukan, selain karena banjir Bengawan Solo masih berlangsung, juga tidak semua tanaman padi yang terendam air banjir, langsung mati. Tanaman padi yang masih muda dengan usia sekitar sepekan hingga 15 hari, kalau terendam air banjir selama tiga hari, masih berpeluang bisa hidup kembali. Berbeda, lanjutnya, tanaman padi yang masih berusia muda, kalau terkena banjir bandang, langsung rusak, sebab datangnya air langsung menerjang. "Di antara tanaman padi yang terendam air banjir tersebut, ada yang masih berusia sepekan lebih, " jelasnya. Lebih lanjut dijelaskan, kalau tanaman padi yang terendam air banjir, berusia 80 hari, karena sudah muncul bulir padinya, terendam air banjir selama tiga hari, akan membusuk."Petani sudah tahu, kalau tanaman padinya berusia 80 hari terendam air banjir, biasanya dipanen paksa, " jelasnya. Berdasarkan data, tanaman padi seluas 1.101 hektare yang terendam air luapan Bengawan Solo tersebut, berada di 25 desa di Kecamatan Baureno, Kanor, Balen, Kapas, Trucuk dan Kota."Selain tanaman padi ada tanaman jagung seluas 77 hektare yang juga terendam air banjir Bengawan Solo, " ucapnya, menambahkan. Tanaman padi terparah yang terendam air banjir di antaranya di Desa Trojalu, Karangdowo, Gunungsari, Tlogoagung, Gajah di Kecamatan Baureno dan sejumlah desa di Kecamatan Kanor."Kami masih menghitung secara rinci kerugian akibat banjir luapan Bengawan Solo, " katanya, menjelaskan. Berdasarkan data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, menunjukkan kecenderungan meningkat kembali hingga mencapai 13,83 meter (siaga I) pukul 07.00 WIB. Sementara itu, di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota Bojonegoro, juga naik menjadi 25,66 meter pukul 03.00 WIB, tiga jam kemudian naik menjadi 25,98 meter. Menurut petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Widodo, Bengawan Solo di di Jurug, Solo, Jateng, juga terjadi banjir dengan ketinggian 7,05 meter (siaga I), Minggu pukul 01.00 WIB.
Disperta Bojonegoro Belum Hitung Kerugian Banjir
Senin, 16 Januari 2012 9:11 WIB