Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Penjabat Bupati Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan petik laut yang diiringi dengan prosesi larung sesaji di Desa Kalibuntu akan menjadi kekayaan budaya yang terus dilestarikan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Kegiatan itu harus terus dilestarikan sebagai salah satu kekayaan budaya dan kearifan lokal," katanya saat melepas prosesi larung sesaji ke tengah laut di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Senin.
Prosesi larung sesaji menggunakan sebuah perahu khusus yang berisikan sesaji berupa kepala sapi dan beberapa hasil bumi yang dilarung ke tengah laut sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT .
Petik laut itu dipadati oleh ribuan warga Desa Kalibuntu, bahkan warga sudah menunggu sejak pagi hari dan rela berpanas-panasan untuk menyaksikan dari dekat proses larung sesaji itu.
"Kami telah banyak mendapat berkah dari laut, maka menjadi tanggung jawab bersama untuk dapat memelihara kelestarian laut. Saya mengimbau agar bersama-sama menjaga ekosistem di laut dengan tidak merusak terumbu karang dan membuang sampah di laut," tuturnya.
Ia berharap keberadaan laut harus dijaga dan masyarakat jangan hanya mengambil ikan-ikan maupun sumber daya alam dari laut saja, tetapi juga menjaga ekosistemnya termasuk terumbu karangnya.
"Harapannya ke depan, semuanya harus terus terjaga, termasuk salah satunya yang berkaitan dengan sampah. Saya meminta agar setelah kegiatan petik laut, lautnya harus dibersihkan," katanya.
Jika laut bersih dari sampah, kata dia, bukan hanya mendapatkan ikan saja, tetapi juga bisa menjadi sebuah wisata. Apalagi jika bisa dikelola dengan baik oleh BUMDes.
Ugas menjelaskan laut di Desa Kalibuntu memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata laut. Terlebih jalannya sudah lebar dan parkir-parkir mobil sudah bisa masuk.
Sementara Kepala Desa Kalibuntu Khairul Anam menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik nelayan, pedagang dan sebagainya karena tanpa dukungan yang baik, tidak mungkin petik laut ini akan terlaksana dengan lancar.
"Petik laut itu dilakukan untuk memenuhi keinginan dari warga, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta nelayan agar bisa melestarikan dan menjaga apa yang sudah menjadi tradisi nenek moyang berupa selamatan desa atau petik laut," katanya.