Surabaya (ANTARA) - PT PAL Indonesia memastikan kesiapan Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 milik TNI AL untuk melayani misi kemanusiaan global termasuk mengirim bantuan dan pasukan TNI ke Jalur Gaza sesuai arahan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
"PT PAL telah melakukan berbagai persiapan dan perbaikan guna memastikan Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 milik TNI AL siap mengemban tugas ini," kata CEO PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Beberapa langkah yang telah dilakukan adalah pengecekan teknis secara menyeluruh untuk memenuhi performa dan kesiapan equipment kapal serta pengecatan ulang warna putih lambung kapal hingga tanda red cross yang sudah sesuai Pasal 32 Konvensi Jenewa 1949.
Perubahan itu menandakan KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 sebagai kapal netral dalam peperangan dan siap memberikan bantuan kemanusiaan kepada siapapun yang membutuhkan tanpa pandang bulu.
Pada Desember 2023, KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992 tersebut telah menjadi kapal rumah sakit pertama yang ditugaskan ke Gaza dan kini telah kembali ke tanah air.
Dalam waktu dekat, Indonesia berencana akan memberangkatkan pasukan bersenjata dan kembali mengirimkan kapal rumah sakit sebagai upaya menambah fasilitas Kesehatan di perairan dekat Palestina.
Kapal rumah sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992 dalam misi sebelumnya telah menarik perhatian banyak negara di Timur Tengah dan Asia.
Keberhasilannya menaklukkan perairan internasional tersebut mendapat apresiasi atas performa sekaligus menunjukkan kemampuan produk PT PAL yang tangguh dan andal dalam misi-misi kemanusiaan serta diplomasi internasional.
Kapal telah menunjukkan kemampuan mobilitas yang tinggi, sehingga pada misi selanjutnya diharapkan dapat menjalankan peran penanganan kesehatan termasuk pada wilayah konflik Israel dan Palestina serta berbagai misi diplomasi internasional lainnya.
Kapal BRS memiliki endurance atau kemampuan layar hingga 10.000 nautical miles dan mampu mengangkut bantuan logistik sebanyak 200 ton, sehingga membuatnya efisien dalam misi kemanusiaan yang memerlukan jarak tempuh dan kapasitas besar.