Kader Partai Demokrat Jember Segel Kantor DPC
Minggu, 8 Januari 2012 20:05 WIB
Jember - Puluhan kader Partai Demokrat Kabupaten Jember menyegel kantor dewan pimpinan cabang setempat, Minggu, terkait dengan dualisme kepemimpinan Partai Demokrat Jember.
"Saya minta Ketua DPW Partai Demokrat Jatim Pakde Karwo turun tangan untuk mengatasi dualisme kepemimpinan Partai Demokrat di Jember," kata koordinator aksi, Misbahul Munir.
Muscab Partai Demokrat Jember yang digelar di aula hotel Panorama, akhir November 2011, berlangsung ricuh dan menemui jalan buntu, sehingga muscab ditunda hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Sepekan kemudian, muscab Partai Demokrat Jember kembali digelar di kantor DPD Partai Demokrat Jatim di Surabaya, dan hasilnya muscab menetapkan Saptono Yusuf yang kini menjabat Ketua DPRD Jember sebagai Ketua DPC Demokrat Jember terpilih periode 2012-2017.
"Sebanyak 18 pengurus anak cabang (PAC) dari 31 PAC Demokrat Jember menolak hasil muscab yang digelar di DPD Partai Demokrat Jatim karena menyalahi prosedur," tutur Misbahul.
Ia menilai muscab tersebut cacat hukum dan tidak sah, sehingga 18 PAC menggelar muscab tandingan di luar kantor DPD Partai Demokrat Jatim dan mengesahkan Waseso sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Jember periode 2012-2017.
"Kami tidak akan berhenti melakukan demo dan menyegel kantor DPC Partai Demokrat Jember untuk memperjuangkan tuntutan kami. Harus dilakukan muscab ulang," tegasnya.
Misbahul menuturkan penyegelan kantor DPC Partai Demokrat Jember merupakan bentuk protes terhadap pengurus DPC yang tidak mengakomodir aspirasi PAC dalam muscab dan bertindak sewenang-wenang.
"Kader Partai Demokrat mensinyalir ada kecurangan pada saat proses muscab karena proses pendaftaran bakal calon ketua dilakukan secara tertutup oleh incumbent Saptono Yusuf," katanya menambahkan.
Secara terpisah, Saptono Yusuf mengaku telah menyerahkan dualisme kepemimpinan tersebut kepada DPP dan DPD Partai Demokrat Jatim, agar ditemukan solusi yang terbaik dalam persoalan tersebut.
"Sebenarnya saya siap merangkul mereka yang tidak puas dalam muscab untuk masuk dalam struktur pengurus, namun mereka menolak," tuturnya singkat.(*)