Ratusan Hektare Padi di Nganjuk Terancam Gagal Panen
Selasa, 3 Januari 2012 16:07 WIB
Nganjuk - Sebanyak 266 hektare lahan milik petani di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terendam banjir akibat hujan lebat yang turun sejak awal tahun baru 2012 (Minggu, 1/1, red) membuat petani khawatir gagal panen.
"Kami sudah lakukan pendataan berapa luas lahan yang terendam banjir. Sejauh ini, ada sekitar 266 hektare lahan petani yang terkena banjir," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Yudi Gunarko di Nganjuk, Selasa.
Ia mengatakan, luas areal pertanian yang terendam banjir itu tersebar di lima kecamatan di antaranya di Kecamatan Sukomoro, Jatikalen, Tanjunganom, Lengkong, hingga Pace. Rata-rata, tanaman di lahan itu adalah padi. Umurnya pun juga masih muda, baru tanam antara 5-15 hari.
Yudi mengatakan, terus melakukan pemantauan kondisi sawah petani tersebut. Jika kondisi air tidak surut, dipastikan petani akan gagal tanam. Mereka harus menyemai bibit padi lagi, karena tanaman tersebut tidak dapat hidup.
"Biasanya lebih dari tiga hari baru bisa diketahui tanaman ini masih bisa bertahan atau tidak. Jika kurang dari itu, dipastikan tanaman masih bisa hidup," kata Yudi menjelaskan.
Ia juga menjelaskan, di lokasi tersebut memang sering dijadikan langganan banjir setiap kali musim hujan. Saluran air di tempat itu memang kurang lancar, hingga air menggenang di areal persawahan.
"Kami sebenarnya sudah membicarakn masalah tersebut, termasuk penyebab utama banjir. Rata-rata, saluran air di tempat itu kurang lancar," katanya menjelaskan.
Ia juga menampik sengaja membiarkan saluran irigasi di tempat itu berjalan lancar. Pihaknya sudah koordinasi dengan sejumlah instansi lain, seperti Dinas Pengairan untuk memperbaikinya.
"Kami bukan berarti membiarkan banjir ini selalu terjadi. Ada instansi lain yang berwenang untuk memperbaiki saluran air," katanya.
Walaupun terjadi banjir, mengantisipasi kerugian petani bertambah banyak, pihaknya berencana untuk memberikan bibit kepada petani. Untuk saat ini, masih dilakukan pemantauan lebih lanjut, jumlah bibit yang akan diberikan pada para petani.
"Kami berikan bantuan bibit pada petani. Tapi, nanti diambilkan dari APBD atau dari provinsi, kami masih lakukan pendataan dulu untuk kepastian gagal tanam," katanya.