Surabaya (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya berpatroli di sepanjang kawasan sungai wilayah Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Senin, guna mencegah adanya warga yang mencuci dan membuang rumen (kotoran dari isi perut hewan) kurban.
"Di Surabaya ini banyak sungai, tetapi umumnya yang dipakai mencuci atau membuang rumen di Ngagel, karena sungai besar dan lokasinya tepat pinggir jalan besar," kata Kepala DLH Kota Surabaya Dedik Irianto.
Dedik menyatakan patroli ini untuk memastikan terjaganya kelestarian lingkungan sungai di Surabaya.
Sebab, limbah rumen yang dibuang sembarangan bisa memunculkan pencemaran yang berpotensi mengganggu kehidupan biota air.
"Dahulu pernah pembuangan rumen membuat warna air sungai berubah jadi hijau. Kemudian biota di sana, seperti ikan sempat tidak muncul," ucapnya.
Patroli ini juga langkah tindak lanjut terbitnya Surat Edaran (SE) Nomor 600.4/ 17055/ 436.7.10/2024 tentang Sosialisasi Penyembelihan Hewan Kurban.
DLH Surabaya menerjunkan 10 petugas kebersihan dan perahu saat melaksanakan patroli tersebut.
"Kalau ada yang melanggar kami tindak dengan tipiring," tuturnya.
Melalui SE itu, Pemkot Surabaya telah mengimbau agar masyarakat membuang rumen ke tempat penampungan sementara (TPS) yang dekat lokasi penyembelihan hewan kurban dan dibungkus karung.
"Atau bisa ditimbun di tanah nanti jadi kompos juga. Kami juga imbau warga tidak menggunakan plastik untuk membungkus daging, tetapi bisa menggunakan besek," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya M Fikser menyatakan patroli antisipasi pembuangan rumen juga dilakukan di wilayah lain, salah satunya di sungai di wilayah Peneleh.
"Pada umumnya di Peneleh sampai arah ke pintu air dijadikan tempat mencuci rumen," ujar dia.
Satpol PP menerjunkan belasan petugas guna memaksimalkan langkah pengawasan hingga H+1 Idul Adha.
"Kami ada tiga tim, masing-masing lima orang untuk patroli sampai besok," katanya.