Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh umat Islam yang menjalankan puncak ibadah haji yaitu wukuf di Padang Arafah guna bersama-sama menyerukan doa untuk perdamaian dunia.
Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat, mengatakan waktu wukuf di Padang Arafah adalah waktu yang sangat mustajabah, di mana Allah akan mengabulkan doa hambanya.
"Agar Allah segera menurunkan rahmat damainya di bumi kita tercinta, mari kita menyerukan doa bersama-sama, agar umat manusia bisa hidup damai berdampingan dan bisa memaksimalkan ibadah kepala Allah SWT," kata Khofifah yang saat ini menjalankan ibadah haji.
Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini menjelaskan wukuf di Padang Arafah adalah rukun wajib dalam ibadah haji. Dalam riwayat hadits, Rasulullah SAW bersabda inti dari ibadah haji adalah wukuf (berdiam diri) di Arafah. Barangsiapa yang tiba sebelum salat pada malam yang menginap di Muzdalifah, maka hajinya telah sempurna. (HR Ahmad, al-Bayhaqi, dan al-Hakim)," kata Khofifah.
Wukuf sendiri memiliki arti berhenti atau berdiam diri. Hal ini mencerminkan kontemplasi atas kehidupan dan segala ciptaan Allah SWT. Wukuf di Padang Arafah adalah usaha untuk merenungkan hakikat penciptaan alam semesta, mengevaluasi perbuatan yang telah dilakukan, dan menjadikan tempat tersebut sebagai tempat penghisaban.
"Sedangkan Arafah memiliki arti mengenal, mengetahu atau menyadari. Dari makna tersebut, Arafah mencerminkan gambaran dari Padang Mahsyar di akhirat kelak, sebagai tempat di mana segala amal perbuatan manusia di dunia akan dihisab," ujar Khofifah.
Oleh karena itu, kata Khofifah, di Padang Arafah, para jamaah haji dianjurkan untuk banyak berdoa, memohon ampunan, dan melakukan introspeksi atas segala perbuatan yang pernah dilakukan.
Sebab Padang Arafah pun memiliki sejarahnya sendiri. Di mana, padang Arafah menjadi tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa. Nabi Adam saat diturunkan di bumi berada di Pulau Sandib atau Sri Langka dan Hawa berada di Saudi Arabia.
Setelah Nabi Adam mendapat kalimat pertobatan sebagaimana dijelaskan dalam surah Al A'raf ayat 23 dan diperintah untuk mengelilingi Baitul Makmur sebanyak tujuh kali, Malaikat Jibril meminta Nabi Adam untuk mengarahkan pandangannya ke arah bukit yang luas tersebut.
Bukit itu adalah Padang Arafah. Ratusan tahun keduanya dipisahkan, Nabi Adam dipertemukan dengan Siti Hawa di Padang Arafah. Kisah ini pun menjadi keajaiban di Padang Arafah karena merupakan bagian penting dalam sejarah pertemuan manusia pertama dengan pasangannya.
"Oleh sebab itu Arafah diambil dari kata yang memiliki arti 'mengenal' atau 'mengakui'. Sebab, di lokasi ini setiap manusia harus mengenal jati dirinya dan menyadari setiap dosa yang telah diperbuat," ujarnya.
Selama wukuf, jamaah haji dianjurkan untuk memperbanyak istighfar, memohon ampunan, dan juga berdoa. Terutama karena Nabi Muhammad SAW juga telah menyampaikan bahwa Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah HR. Tirmidzi.
"Hari Arafah adalah hari yang paling utama. Bahkan lebih utama dari 10.000 hari. Dan ketika melakukan wukuf di Arafah diriwayatkan jika Allah SWT dan para malaikat turun ke langit dunia dan mengampuni para hambanya. Hal ini menjadi keistimewaan menjalankan wukuf di Arafah," tutur Khofifah.
Pada hari Arafah, Allah turun ke langit dunia dan membanggakan mereka yang wukuf di hadapan para malaikat.
“Allah berkata, ‘Lihatlah hamba-hamba-Ku itu! Mereka datang dari segala penjuru dengan rambut kusut dan tubuh berdebu…saksikanlah oleh kalian, bahwa Aku telah mengampuni mereka'. Para malaikat menyela, 'Akan tetapi di sana ada si fulan dan si fulan?'. Namun Allah berkata, 'Aku telah mengampuni mereka'," ucapnya.