Kuala Lumpur - Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang melakukan lawatan ke Malaysia, sejak Rabu tak sadarkan diri dan dalam perawatan di Rumah Sakit Manjung, Perak, Malaysia pada Kamis, pukul 23.00 waktu setempat meninggal dunia. "Saya sudah hubungi pihak keluarga di Indonesia. Insya Allah jenazah segera dibawa ke Tanah Air," kata Pemerhati Sosial TKI/WNI, Irzal Maryanto Husaini saat memberi kabar duka tersebut kepada ANTARA, di Kuala Lumpur, Kamis malam. Dikatakannya, jenazah rencananya akan dikirim melalui pihak pengiriman jenazah ke Indonesia yaitu Encik Alven, salah satu agensi yang kerap menguruskan jenazah ke Indonesia. Menurut dia, jenazah akan dikirim ke alamat, Desa Bimo Martani, RT 01, RW 09, Ngemplak Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan pihak penerimanya bernama Mukiman. "Untuk pengiriman jenazah ini telah dimintakan agar diberikan keringanan biaya karena memang tidak ada majikan yang bertanggung jawab," ungkapnya. Dikatakannya, saat ini penggalangan dana sudah dilakukan oleh Warga Indonesia yang dikoordinir oleh H Hodin, agen perwakilan Mandiri Sejahtera kawasan Seri Manjung. Sebelumnya diberitakan bahwa seorang WNI yang dikabarkan tidak sadarkan diri dan dirawat di RS Manjung, Perak yang diduga akibat penganiayaan. Dari informasi yang didapat bahwa WNI tersebut bernama Marisa Rosi Haryati dengan nomor paspor P 034027 yang visanya akan habis pada tanggal 9 Januari 2012. Laporan ini disampaikan oleh pemerhati sosial TKI/WNI di Malaysia, Irzal setelah dirinya memperoleh keterangan dari rekannya yang bernama H Hodin yang telah berada di rumah sakit tersebut. "Dari temuan Hodin terdapat dua nomor handphone yang bisa dihubungi yang keduanya merupakan teman korban tersebut," papar Irzal. Pada nomor pertama yang dihubungi tersambungkan dengan Rita, warga negara Malaysia yang merupakan kawan baik korban. Dalam keterangannya Rita menyebutkan bahwa korban dulu bekerja di daerah Manjung, namun kemudian kembali ke Indonesia. Sedangkan saat ini korban datang lagi ke Malaysia bertujuan untuk mengunjungi teman-temannya tempat dia bekerja dulu. Selanjutnya, satu nomor lainnya bernama Rosita, TKI asal Sumatera yang juga sebagai teman korban. Dari pengakuan keduanya, korban sempat berkunjung ke tempat tinggal mereka. Sementara itu, Rita yang membuat laporan polisi menjelaskan kondisi korban tidak bekas luka di tangan ataupun di kaki, tapi ada bekas hentakan di kepala dan ada beberapa gigi depannya yang patah. "Kalau memperhatikan bekas hentakan di kepala dan giginya yang patah, bisa jadi korban mengalami penganiayaan," katanya.(*)
Berita Terkait
Seorang WNI sandera kelompok Abu Sayyaf kembali diselamatkan
21 Maret 2021 18:37
Seorang WNI di Singapura terjangkit virus corona
4 Februari 2020 20:39
Kronologis meninggalnya seorang WNI saat urus paspor di KBRI Kuala Lumpur
13 November 2019 09:32
Seorang WNI perempuan terbunuh di kamp Al-Hol Suriah
31 Juli 2019 10:48
Kapolda Jatim: Brunei Cekal Seorang WNI Umrah
6 Mei 2015 15:39
Seorang WNI Diduga Penumpang MH-17
18 Juli 2014 01:08
Seorang WNI Diduga Terjangkit MERS-CoV
29 April 2014 11:15
