Tulungagung - Kepolisian Resor (Polres) Tulungagung, Jawa Timur, kembali memeriksa empat nelayan setempat, karena diidentifikasi sebagai saksi kunci penyelundupan ratusan imigran asal Timur Tengah dari Pelabuhan Popoh, Sabtu (17/12). "Apa yang dilakukan anggota kami mulai kemarin hingga hari ini merupakan tindak lanjut, setelah muncul informasi yang menyebut pemberangkatan para imigran gelap yang kemudian mengalami kecelakaan dan tenggelam di Perairan Prigi, adalah dari Pelabuhan Popoh, Tulungagung," kata Wakapolda Jatim Brigjen Pol Eddi Sumantri, Selasa. Keempat nelayan yang menjalani pemeriksaan mulai pukul 11.00 WIB hingga 14.00 WIB itu masing-masing adalah Roni Bambang (40), Nuri (36), Joko (20), serta Roni (32). Dua orang yang disebut pertama diidentifikasi sebagai pemilik sekaligus nakhoda kapal "Barokah", sementara Joko dan Roni adalah anak buah kapal (ABK) yang ikut mengantarkan para imigran menyeberang dari Pantai Popoh menuju kapal feri yang telah menunggu di tengah laut. Meski sempat menjalani pemeriksaan hingga dua kali, Wakapolda menegaskan pihaknya belum menetapkan para nelayan tersebut sebagai tersangka, melainkan baru menjadi saksi. "Karena itu kami ingin mengetahui seberapa jauh keterlibatan dan pengetahuan mereka akan sindikasi penyelundupan ini. Kalau hanya sebatas disewa untuk mengantar dalam konteks pariwisata, tentu mereka tidak bisa dijerat hukum pidana. Tapi kalau mereka memang tahu ada sindikasi itu, statusnya akan dinaikkan menjadi tersangka," tegasnya. Selain memeriksa keempat nelayan asal Dusun Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki tersebut, polisi juga berencana memasang garis polisi pada dua unit kapal yang digunakan untuk menyeberangkan sekitar 250 imigran di Pantai Popoh. Namun, upaya penyitaan yang sedianya dilakukan Selasa siang tersebut urung dilakukan karena jajaran Polres Tulungagung konsentrasi pada pengamanan kedatangan Wakapolda Jatim, serta pemeriksaan para saksi. Dikonfirmasi terpisah, dua di antara empat saksi yang bernama Joko dan Roni mengaku dirinya hanya ditanya polisi terkait kronologi keikutsertaan mereka dalam menyeberangkan para imigran menuju kapal feri yang berada di lepas pantai Popoh. "Memang kami sempat mengantar mereka (imigran), tapi saya katakan bahwa kami hanya dimintai tolong untuk mengantar pada penyeberangan terakhir. Saat sampai di lokasi feri lego jangkar, saya lihat kapal sudah penuh penumpang," tutur Joko, usai menjalani pemeriksaan di Mapolres Tulungagung.
Polres Tulungagung Kembali Periksa Nelayan Popoh
Selasa, 20 Desember 2011 18:41 WIB