"Ada banyak warga yang merasa terbantu dengan adanya warung Madura yang buka hingga 24 jam. Dan warung Madura sendiri, the riil economy dagang, di situ sangat membantu perputaran uang di Kota Surabaya," kata Mas Andi, sapaan akrabnya, dalam keterangannya di Surabaya, Selasa.
Warung Madura, lanjutnya, juga memiliki segmentasi berbeda dengan toko modern, sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan menggerus pasar tersebut.
Selain itu, kata dia, warung Madura juga bisa menjadi peluang bagi tenaga kerja di Surabaya.
"Kalau secara kinerja, kalau penjaga warung tiga shift, maka minimal mempekerjakan tiga orang, atau setidaknya dua orang, sehingga secara tidak langsung, berapa banyak tenaga kerja yang terserap di sana," ujarnya.
Terlebih, warung Madura sebenarnya bukan hanya milik orang Madura, tetapi ada banyak suku di Indonesia yang juga mengembangkan toko Madura.
"Toko Madura menjadi semacam brand mark untuk toko serba ada yang buka 24 jam," tuturnya.
Andi menjelaskan, terkait rumor adanya pelaku usaha besar yang mendanai dan menguasai, dirinya yakin hal itu tidak terjadi.
"Saya pernah berkunjung ke toko Madura, berinteraksi dan diskusi. Dan menemukan juga ada orang Bugis buka warung Madura. Yang penting toko Madura itu terkenal buka 24 jam," ujarnya.
Mas Andi juga mengapresiasi strategi yang menjadi pembeda warung Madura dengan buka 24 jam, dan hal itu sah.
"Strategi diferensiasinya adalah bahwa warung Madura itu buka 24 jam. Dan sah-sah saja warung Madura buka 24 jam sepanjang tidak ada aturan yang melarang," ucap mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur itu.
Mas Andi juga mengapresiasi strategi yang menjadi pembeda warung Madura dengan buka 24 jam, dan hal itu sah.
"Strategi diferensiasinya adalah bahwa warung Madura itu buka 24 jam. Dan sah-sah saja warung Madura buka 24 jam sepanjang tidak ada aturan yang melarang," ucap mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur itu.