Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, membekali kader untuk melakukan pendeteksian secara dini bagi warga terhadap ancaman penyakit hipertensi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Muh. Fajri Mubasysyir, Selasa mengemukakan kegiatan pembekalan ini penting dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan update keilmuan kader tentang hipertensi, pemberian motivasi kepada para kader dalam melaksanakan kunjungan rumah, serta memberikan pengetahuan kepada kader agar mampu melakukan pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan kolesterol secara benar dan akurat.
"Penyakit hipertensi merupakan silent killer karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang namun penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa. Untuk itu kami lakukan gerakan deteksi dini dengan harapan kasus hipertensi bisa lebih dideteksi dari awal sehingga bisa ditangani dan dikendalikan," katanya di Kediri.
Dari Dinas Kesehatan Kota Kediri, jumlah penderita hipertensi di kota ini pada 2023 mencapai 38.204 penderita dengan rincian laki-laki 14.420 orang dan perempuan sejumlah 23.784 orang.
Baca juga: Pengusaha di Kediri daftar bakal calon Wali Kota
Ia menekankan agar kader dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sebagai upaya promotif, mengajak masyarakat untuk datang ke layanan kesehatan, serta melakukan deteksi dini terkait hipertensi.
Menurut dia, jika sudah dilakukan deteksi dini dan diketahui bahwa seseorang tersebut memiliki riwayat penyakit hipertensi, maka akan dirujuk ke layanan puskesmas dan dilakukan pengobatan.
"Akan kami pantau secara rutin melalui kader kesehatan sampai tekanan darahnya stabil dan normal. Sehingga diharapkan dapat mencegah munculnya penyakit komplikasi seperti stroke, jantung dan mengurangi risiko kematian," kata dia.
Sementara itu, dokter rehabilitasi medis, dr. Nita Damayanti, Sp.KFR mengatakan bahwa tekanan darah yang normal bagi orang dewasa yakni di bawah 140/90mmHg. Ukuran 140 ialah tekanan darah sistolik dan 90 untuk tekanan darah diastolik yang diukur dengan tensimeter baik manual ataupun digital. Adapun faktor risiko terkena hipertensi ialah akibat gaya hidup tidak sehat, obesitas, lingkungan, faktor geografi, genetik, konsumsi garam, stres, dan lainnya.
"Jangan anggap sepele penyakit hipertensi. Jika merasakan gejala seperti sering pusing, rasa pegal, dada berdebar, nafas pendek, dsb bisa segera cek kondisi kesehatan kita agar nantinya bisa segera dilakukan penanganan jika diperlukan," ujar dia.
Pemkot Kediri bekali kader lakukan deteksi dini hipertensi
Selasa, 7 Mei 2024 9:40 WIB