Pacitan - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) mengidentifikasi dua kecamatan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, sebagai daerah yang gerakan tanahnya tinggi sehingga rawan longsor, terutama saat musim hujan. "Dua kecamatan yang dinilai memiliki tingkat kerawanan longsor tinggi itu masing-masing adalah Kecamatan Arjosari dan Tegalombo," ujar Ketua Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Tri Mudjiharto, Senin. Ia mengaku sudah mendapat informasi itu dari PVMBG, tapi untuk detailnya saat ini belum diterima. Meski begitu, ia menegaskan bahwa pihaknya telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam akibat pergerakan tanah tinggi tersebut. Selain telah mendapat peringatan dini dari PVMBG, Tri Mudjiharto menyatakan bahwa kesiapsiagaan yang dilakukan tim BPBD Pacitan saat ini merupakan langkah antisipasi, belajar dari pengalaman bencana alam yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Dari data peringatan potensi gerakan tanah, PVMBG mencatat status dua kecamatan tersebut terus meningkat. Jika pada bulan November statusnya masih di level menengah-tinggi, pada bulan ini naik menjadi tinggi. Sementara untuk 10 kecamatan lain statusnya masih seperti semula, yakni menengah-tinggi. Dalam peringatan itu juga dicantumkan potensi gerakan tinggi akan muncul jika curah hujan berada di atas normal, sehingga dapat memicu gerakan tanah lama kembali. "Pada wilayah dengan status menengah, gerakan tanah akan terjadi ketika intensitas hujan tinggi, khususnya bagi wilayah yang berdekatan dengan lembah sungai atau tebing jalan. Tri mengungkapkan, menghadapi potensi gerakan tanah itu pihaknya saat ini telah melakukan serangkaian persiapan. Namun demikian, diakuinya persiapan yang dia maksu baru akan lebih diintensifkan ketika curah hujan meninggi, yakni sekitar pertengahan bulan Januari mendatang sesuai prakiraan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Tri Mudjiharto menjelaskan, gerakan tanah yang terjadi di daerah Kecamatan Arjosari, Tegalombo, maupun beberapa kecamatan lain biasanya dipicu oleh dua hal, yakni tektonik dan beban yang ada pada tanah itu sendiri. Ia mencontohkan, dari sisi tektonik gerakan tanah biasanya muncul karena dipicu oleh gempa, apalagi dari peta geologi diketahui bahwa sebagian besar wilayah di Kabupaten Pacitan banyak terdapat sesar. "Seperti akar serabut, jika pohonnya bergoyang maka dampaknya juga akan merambat melalui akar itu," terangnya. Sementara gerakan tanah yang diakibatkan beban biasanya terjadi pada daerah perbukitan. Karena itu, untuk menguatkan struktur tanah harus ditanami jenis tanaman keras, bukan tanaman sejenis bambu atau dibuka untuk perladangan. (*)
Berita Terkait
BPBD Ponorogo pastikan EWS berfungsi saat musim hujan
24 Oktober 2025 20:54
BPBD kerahkan alat berat normalisasi jalur Ponorogo-Pacitan
29 Maret 2025 14:40
Jalur Ponorogo-Pacitan tertimbun longsor picu kemacetan lalu lintas
18 Maret 2025 17:56
Sejumlah rumah warga Pacitan rusak terdampak longsor
25 Februari 2025 21:15
Rumah warga Pacitan rusak parah diterjang longsor
25 Februari 2025 09:09
BPBD: Longsor dua kali terjang jalur Ponorogo-Pacitan
24 Februari 2025 19:59
BPBD tangani longsor tutup akses Pacitan-Wonogiri
15 Desember 2024 22:50
Jalan Raya Ponorogo-Pacitan amblas akibat tergerus luapan air Grindulu
8 Desember 2024 19:12
