Surabaya - Seekor bekantan jantan berumur 11 tahun yang merupakan salah satu koleksi satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali ditemukan mati mengapung di kolam, Rabu. Humas KBS Antan Warsito mengatakan bekantan yang mati ini ditemukan oleh penjaganya sekitar pukul 08.00 WIB. "Dari kondisi fisik, diketahui ada luka di pundak kanan," katanya. Menurut dia, melihat kondisi tersebut, lanjut Antan, diduga luka tersebut akibat gigitan bekantan jantan lainnya. Biasanya bekantan yang luka tersebut karena kalah berkelahi dengan pejantan lainnya pada saat merebutkan bekantan betina. "Namun ketika berayun dari ranting ke ranting ternyata ada ranting yang patah sehingga jatuh ke kolam. Selama ini kandang bekantan itu terbuka dan di pinggirnya dibuatkan kolam sehingga bekantan tak bisa keluar dari kandang," jelasnya. Disinggung soal langkah tim kesehatan KBS, Antan menyatakan langsung melakukan otopsi. Hanya saja sampai sekarang belum keluar hasilnya. "Saya belum tahu hasil otopsinya," cetusnya. Sebelumnya pada bulan yang sama, lanjut dia, juga ada bekantan yang mati. Bekantan ini diduga tewas terpelesat saat berayunan dari pohon ke pohon yang lain. Akibatnya, bekantan ini tewas setelah tubuhnya membentur tanah. "Dengan hilangnya dua ekor bekantan ini, sekarang tinggal sekitar 50 ekor bekantan," ujarnya. Bekantan adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis. Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Monyet betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet Belanda. Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan pantai di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunai). Spesies ini menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara 10 sampai 32 monyet. *
Berita Terkait
Dewas ANTARA harap kinerja Biro Jatim terus tumbuh
17 Desember 2025 19:30
Konjen RRT-ANTARA Jatim masifkan penyebaran informasi positif dua negara
16 Desember 2025 19:45
DPR nilai pemberitaan ANTARA masih menjadi tolok ukur
16 Desember 2025 19:02
Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim: ANTARA miliki karakter yang berbeda
16 Desember 2025 18:16
Kadis Kominfo Jatim apresiasi peran ANTARA jaga kualitas informasi
16 Desember 2025 17:02
Wagub Jatim: ANTARA berkontribusi cerdaskan masyarakat
16 Desember 2025 15:35
Kepala Biro ANTARA Jatim perkuat soliditas tingkatkan kinerja songsong 2026
15 Desember 2025 20:23
88 Tahun ANTARA dan saksi sejarah heroisme di Jatim
12 Desember 2025 19:22
