Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan pengembangan wilayah barat dengan menerapkan konsep compact city untuk memberikan dampak sosial ekonomi yang berkesinambungan bagi masyarakat.
"Kami mencoba memberikan kemudahan kepada warga ketika membutuhkan apapun, karena itu kami mengembangkan compact city," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat dalam keterangan resminya, Selasa.
Akses kemudahan yang diberikan, di antaranya mempermudah masyarakat mendapatkan pasokan sembako, fasilitas umum, wisata, kesehatan, dan pendidikan.
Artinya, kata Irvan, konsep tersebut mengedepankan efisiensi jarak tempuh dan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat.
Konsep compact city yang dicanangkan ini merupakan adopsi dari visi pembangunan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yakni Humanis, Efektif dan Efisien, Berakhlak, Akuntabel, serta Transparan (Hebat).
"Seperti halnya pembangunan RSUD Surabaya Timur, puskesmas diratakan (fasilitasnya), sekolah SD-SMP juga diratakan, fasilitas olahraga diratakan, seperti lapangan tenis, futsal, dan lain sebagainya," ujarnya.
Irvan menjelaskan karena salah satu fokusnya adalah perekonomian, maka pemanfaatan lahan aset pemkot setempat yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat.
Selain itu, memanfaatkan aset prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) yang telah diserahkan pengembang.
Berbagai fasilitas seperti pelayanan kesehatan, administrasi pelayanan penduduk (adminduk), perpustakaan, hingga konseling, nantinya bisa dijangkau dengan mudah oleh masyarakat hanya melalui kelurahan, kecamatan, balai RW, hingga Mal Pelayanan Publik (MPP).
Beberapa kawasan telah diproyeksikan menjadi lokasi penerapan compact city, seperti Jeruk, Bangkingan, Sumur Welut di Kecamatan Lakarsantri, Made di Kecamatan Sambikerep, dan Tengger Kandangan, Kecamatan Benowo.
"Seperti di Romokalisari Adventure Land dan Tahura (Taman Hutan Raya) Pakal, itu ternyata mampu menggerakkan ekonomi, dan omzetnya mereka juga tinggi ternyata," ucapnya.
Irvan menyebut pengembangan kawasan Surabaya Barat dimulai pada Agustus 2024 dan diharapkan bisa memberikan dampak berkelanjutan bagi daerah lain di kota setempat.
"Nantinya, wisata di masing-masing wilayah itu akan dibuat secara tematik, tujuannya agar tidak bersaing," katanya.