Surabaya (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Laila Mufidah menyebut keputusan pemerintah kota (pemkot) setempat mendirikan pusat kuliner Serambi Ampel di Jalan Pegirian merupakan terobosan untuk meningkatkan pendapatan pedagang.
"Semoga menjadikan kawasan wisata religi Ampel lebih tertata sehingga meningkatkan perekonomian," kata Laila melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Rabu.
Total terdapat 161 pedagang telah menghuni fasilitas yang diresmikan, Selasa (5/3), dan dibangun oleh Pemkot Surabaya di atas lahan eks rumah potong khusus babi.
Ratusan pedagang itu berasal tiga wilayah kecamatan di sekitaran pusat kuliner Serambi Ampel, yakni Kecamatan Semampir, Pabean Cantikan, dan Simokerto.
Berdasarkan data Pemkot Surabaya, selain di Serambi Ampel sebanyak 89 pedagang dari tiga wilayah kecamatan yang sama turut direlokasi ke terminal bus di kawasan wisata religi Sunan Ampel.
Laila mengapresiasi upaya pemkot menyediakan lokasi yang layak dan nyaman bagi para pedagang untuk beraktivitas di kawasan Sunan Ampel.
Apalagi dilokasi itu pemerintah kota memberikan sentuhan nuansa modern pada segi penataan ruang pada setiap sudut bangunan, sehingga menghilangkan kesan eks rumah potong babi.
"Memang sudah seyogyanya rumah potong babi dipindahkan," kata pimpinan DPRD Kota Surabaya tersebut.
Hal itu pun diyakininya menjadi modal untuk menarik minat kunjungan wisatawan.
"Kami sangat mengapresiasi adanya Serambi Ampel. Kiai dan ulama juga mengapresiasi," ucap dia
Peresmian Serambi Ampel menjadi bagian upaya pemkot melakukan pengembangan kawasan wisata Sunan Ampel yang diawali dengan memindahkan rumah potong babi ke wilayah Banjarsugihan, Kecamatan Tandes, pada Jumat (23/3).
Kemudian pengembangan dilakukan bertahap, selanjutnya pemkot memindahkan lokasi Rumah Potong Hewan (RPH) sapi dari Jalan Pegirian menuju wilayah Tambak Osowilangun.
Nantinya wilayah Ampel akan dijadikan kawasan wisata kota lama dan terkoneksi dengan zona Eropa serta Pecinan.