Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menerapkan pertanian presisi dengan melakukan layanan uji tanah untuk pemupukan tepat dosis berbasis internet of things (IoT) guna mengatasi berkurangnya jatah pupuk subsidi dari pemerintah pusat.
Layanan uji kualitas tanah ini menggunakan alat uji tanah, yakni Jinawi, merupakan sistem pintar rekomendasi pemupukan berbasis IoT. Dengan alat ini mampu melihat kualitas unsur hara makro di dalam tanah secara cepat dan real time, seperti unsur Nitrogen (N), forfor (P), Kalium (K), serta pH tanah.
"Dengan uji tanah ini petani bisa mengetahui kebutuhan pupuk secara tepat sesuai kebutuhan, sehingga pupuk yang digunakan tidak berlebihan. Dengan demikian, kuota pupuk subsidi bisa digunakan secara optimal," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Kamis.
Bupati Ipuk juga sempat mencoba langsung alat Jinawi pada lahan padi milik Kelompok Tani Tangkai Rotan, di Desa Wringin Agung, Kecamatan Gambiran, di sela kegiatan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).
Dengan diketahuinya kualitas tanah, katanya, dapat ditentukan rekomendasi pemupukan yang sesuai (presisi), dan tahu berapa banyak pupuk yang dibutuhkan, harapannya produktivitas tanaman dapat ditingkatkan.
"Silakan petani memanfaatkan layanan uji lahan ini, sehingga tahu berapa kebutuhan pupuk yang dibutuhkan. Agar tidak membeli pupuk berlebihan, cukup sesuai kebutuhan," kata Bupati Ipuk.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan menjelaskan layanan uji tanah ini bisa diakses petani di Banyuwangi.
"Layanan ini tidak dipungut biaya. Petani cukup datang ke kantor balai penyuluh pertanian (BPP) untuk mengajukan layanan. Nanti kami yang datang ke sana sesuai jadwal," ujarnya.