Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyerahkan bantuan untuk korban banjir di sejumlah desa, salah satunya di Desa Trosobo, Sidoarjo, akibat luapan Sungai Buntung yang melintas di desa tersebut.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto di Sidoarjo, Senin, mengatakan dari 9 RW yang ada di desa ini, mayoritas terdampak banjir dengan kondisi terparah di wilayah RW 02, RW 04, RW 05, dan RW 07 dengan ketinggian banjir setinggi 40 sentimeter.
"Kami sudah koordinasi dengan Dinas PU SDA dan meminta bantuan alat berat untuk membersihkan eceng gondok dan sampah di sungai ini," ujarnya.
Ia meninjau langsung kondisi banjir di Desa Trosobo, Kecamatan Taman dan didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik, Satriyo Nurseno dan Kades setempat, Heri Achmadi.
"Selain menyerahkan bantuan berupa selimut, alas tidur, makanan siap saji dan sejumlah bantuan logistik lainnya, kami juga meninjau sejumlah lokasi banjir, utamanya yang berada di pinggiran aliran Sungai Buntung," kata dia.
Dari peninjauan di lokasi, Kalaksa Gatot Soebroto mengatakan eceng gondok memenuhi sebagian Sungai Buntung, bahkan di wilayah RT 01 RW 07, selain eceng gondok, tumpukan sampah dan tanaman merambat lainnya juga tampak memenuhi bibir sungai.
"Eceng gondok dan sampah di sungai tersebut harus segera dibersihkan," ujarnya.
Selain berkoordinasi dengan Dinas PU SDA Jatim, Gatot Soebroto juga berkoordinasi dengan Dinsos Jatim untuk pendirian dapur umum, mengingat sejumlah warga ada yang mengungsi di tiga titik, yakni di Masjid Nurul Huda, MI Sunan Ampel dan TK Sunan Ampel.
"Bagi warga yang merasakan sakit atau gatal-gatal, silakan ke lokasi pengungsian untuk mendapatkan pemeriksaan dan obat-obatan," ucapnya.
Sementara itu, Kades Trosobo Heri Achmadi mengungkapkan banjir yang terjadi di wilayahnya sebetulnya berlangsung sejak dua pekan lalu. Namun, kondisinya semakin parah sejak sehari kemarin, hingga meluap ke sejumlah titik, termasuk di kantor desanya.
"Kondisi banjir ini yang terparah dari banjir-banjir sebelumnya. Biasanya tidak sampai ke balai desa," katanya.
Ia berharap agar instansi terkait bisa membantu menangani banjir di wilayahnya, karena banyak warga desa yang tidak bisa melakukan aktivitas keseharian, sehingga mengungsi di masjid.
"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada BPBD Jatim yang memberikan sejumlah bantuan untuk keperluan warga. Semoga ada penanganan lanjutan yang dapat mempercepat surutnya air," tuturnya.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto di Sidoarjo, Senin, mengatakan dari 9 RW yang ada di desa ini, mayoritas terdampak banjir dengan kondisi terparah di wilayah RW 02, RW 04, RW 05, dan RW 07 dengan ketinggian banjir setinggi 40 sentimeter.
"Kami sudah koordinasi dengan Dinas PU SDA dan meminta bantuan alat berat untuk membersihkan eceng gondok dan sampah di sungai ini," ujarnya.
Ia meninjau langsung kondisi banjir di Desa Trosobo, Kecamatan Taman dan didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik, Satriyo Nurseno dan Kades setempat, Heri Achmadi.
"Selain menyerahkan bantuan berupa selimut, alas tidur, makanan siap saji dan sejumlah bantuan logistik lainnya, kami juga meninjau sejumlah lokasi banjir, utamanya yang berada di pinggiran aliran Sungai Buntung," kata dia.
Dari peninjauan di lokasi, Kalaksa Gatot Soebroto mengatakan eceng gondok memenuhi sebagian Sungai Buntung, bahkan di wilayah RT 01 RW 07, selain eceng gondok, tumpukan sampah dan tanaman merambat lainnya juga tampak memenuhi bibir sungai.
"Eceng gondok dan sampah di sungai tersebut harus segera dibersihkan," ujarnya.
Selain berkoordinasi dengan Dinas PU SDA Jatim, Gatot Soebroto juga berkoordinasi dengan Dinsos Jatim untuk pendirian dapur umum, mengingat sejumlah warga ada yang mengungsi di tiga titik, yakni di Masjid Nurul Huda, MI Sunan Ampel dan TK Sunan Ampel.
"Bagi warga yang merasakan sakit atau gatal-gatal, silakan ke lokasi pengungsian untuk mendapatkan pemeriksaan dan obat-obatan," ucapnya.
Sementara itu, Kades Trosobo Heri Achmadi mengungkapkan banjir yang terjadi di wilayahnya sebetulnya berlangsung sejak dua pekan lalu. Namun, kondisinya semakin parah sejak sehari kemarin, hingga meluap ke sejumlah titik, termasuk di kantor desanya.
"Kondisi banjir ini yang terparah dari banjir-banjir sebelumnya. Biasanya tidak sampai ke balai desa," katanya.
Ia berharap agar instansi terkait bisa membantu menangani banjir di wilayahnya, karena banyak warga desa yang tidak bisa melakukan aktivitas keseharian, sehingga mengungsi di masjid.
"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada BPBD Jatim yang memberikan sejumlah bantuan untuk keperluan warga. Semoga ada penanganan lanjutan yang dapat mempercepat surutnya air," tuturnya.