Pemerintah Kurang Serius Perhatikan Habitat Badak Jawa
Senin, 21 November 2011 22:17 WIB
Surabaya - Pemerintah kurang serius memperhatikan habitat Badak Jawa sehingga populasi satwa tersebut tidak pernah mengalami peningkatan.
"Jumlah Badak Jawa di Ujung Kulon mencapai 20-40 ekor pada tahun 2010," kata Pemerhati Perlindungan Satwa, Singky Soewadji, di Surabaya, Senin malam.
Namun ia pesimistis sampai akhir tahun ini jumlah Badak Jawa bercula dua bertambah jumlahnya. Apalagi luas hutan yang menjadi habitat satwa itu di Indonesia terus berkurang.
Penyebabnya, karena adanya alih fungsi lahan oleh pengusaha tertentu sehingga hutan yang selama ini sebagai habitat asli beragam satwa diubah menjadi kebun kelapa sawit. Saat peralihan fungsi sejumlah hutan itu, tak jarang pengusaha yang serakah tersebut membunuh aneka satwa yang sejak lama menghuni hutan tersebut.
"Kondisi ini jelas merugikan Indonesia karena banyak koleksi satwa asli negeri ini mati," katanya.
Ia menilai, berkurangnya jumlah badak Jawa juga dipengaruhi oleh tidak adanya habitat yang sesuai kebutuhannya seperti kebutuhan pada tahap reproduksi badak jantan dan betina.
"Keduanya perlu melakukannya dengan situasi nyaman, tenang, dan tidak ada gangguan dari manusia. Namun, saat ini tidak ada habitat yang sesuai bagi mereka di dalam negeri," katanya.
Selain itu, kata dia, pada umumnya saat proses menghasilkan keturunan peluang gagal tahapan tersebut sangat besar dibandingkan sukses. Apalagi, badak jantan adalah hewan yang mudah terangsang sehingga alat kelaminnya yang bercabang tiga saat proses itu sulit masuk ke alat kelamin badak betina.
"Akibatnya, banyak badak yang mati daripada hidup saat ini," katanya.
Ia khawatir, jika saat ini pemerintah tidak melakukan perannya dengan baik maka pada tahun 2012 kondisinya apat semakin parah. Selain itu, berdampak pada minimnya jumlah satwa asli Indonesia karena tidak adanya regenerasi.
"Kalau itu terjadi, ketidakseriusan pemerintah mengelola hutan sebagai habitat satwa lokal atau tidak hanya badak Jawa, semakin memperburuk citra Indonesia," katanya.
Sementara itu, lanjut dia, kini koleksi satwa asli Indonesia seperti harimau Bali, harimau Jawa, dan Badak Sumatera (bercula satu) telah punah sedangkan yang tersisa seperti harimau Sumatera masih berjumlah sekitar 400 ekor.(*)