Dinas Pendidikan Trenggalek Imbau Sekolah Gelar Istigasah
Selasa, 15 November 2011 19:24 WIB
Trenggalek - Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengimbau SMP Negeri 3 Trenggalek agar menggelar istigasah setelah terjadi dua kali kesurupan masal selama dua hari berturut-turut.
"Kalau hal-hal semacam ini pendekatannya harus secara spritual, sehingga kejadian yang seperti kemarin (Senin, 14/11) dan tadi pagi tidak terulang lagi," kata Kabid SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Trengalek, Anwarudin, Selasa.
Ia menilai, pendekatan spiritual tersebut adalah cara paling efektif untuk mengembalikan suasana belajar-mengajar di SMP yang berhadapan dengan alun-alun Trenggalek tersebut.
"Kejadian kesurupan seperti ini kan menyangkut hati dan ketentraman jiwa, sehingga apabila siswa sudah mendapatkan sentuhan rohani kemungkinan akan bisa tenang dan pikiranya tidak kosong," ujarnya.
Anwarrudin dalam kesempatan yang sama juga mengimbau agar siswa SMPN 3 Trenggalek tidak melakukan hal yang "neko-neko" (aneh-aneh) karena bisa menyebabkan terjadinya halusinasi ataupun kesurupan.
Sementara itu, salah satu siswa SMPN 3 Trenggalek Bramasta mengatakan, peristiwa kesurupan pagi tadi kembali terjadi di sekolahnya, namun jumlahnya tidak sebanyak sehari sebelumnya.
"Untuk yang hari ini jumlahnya tidak begitu banyak, mungkin belasan, semuanya cewek dan sebagian besar dialami oleh siswi kelas VIII," katanya.
Bramasta menceritakan, sekitar pukul 07.00 WIB, pihak sekolah mengelar doa bersama di kelas masing-masing yang dipimpin kepala sekolah melalui pengeras suara.
Namun setelah acara doa bersama selesai, tiba-tiba beberapa siswi berteriak-teriak sambil menangis, mengetahui hal tersebut sebagian pelajar langsung semburat keluar ruang kelas.
"Awalnya, saat masih satu-dua yang kesurupan, suasananya tidak terlalu heboh. Tapi selang beberapa menit jumlahnya terus bertambah sehingga guru-guru meminta siswi perempuan untuk keluar kelas semua," ucap Bramasta.
Untuk mengantisipasi kejadian yang lebih parah, sekitar pukul 08.15 WIB pihak sekolah akhirnya memulangkan seluruh siswa untuk belajar di rumah setelah mendapatkan persetujuan dari dinas pendidikan setempat.
"Daripada nanti jumlahnya terus bertambah akhirnya kami dari Dinas Pendidikan memberikan izin, tapi untuk besok tetap masuk seperti biasa," kata Anwaruddin. (*)