Ponorogo (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur telah merehabilitasi sebanyak 58 pecandu maupun pengedar gelap narkoba selama kurun 2023, sesuai rekomendasi tim assesment terpadu (TAT) di lembaga tersebut.
Kepala BNNK Tulungagung, Rose Iptriwupandhani, di Tulungagung, Jumat mengatakan, para pengguna atau pecandu narkoba yang direhabilitasi ada yang datang ke BNN secara mandiri untuk dilakukan assesment TAT, dan ada pula yang terjerat kasus edar gelap narkoba.
Mereka kemudian dikirim ke tiga tempat rehabilitasi, yaitu Klinik Pratama Tunas Asih BNNK Tulungagung, Puskesmas Bangun Jaya Pakel dan RSUD dr. Iskak.
"52 orang (pecandu) rawat jalan dan enam lainnya rawat inap," katanya.
Dijelaskan, selama kurun 2023 ini sebenarnya BNNK Tulungagung hanya menargetkan tujuh orang pecandu narkoba untuk direhabilitasi.
Namun dalam perjalanannya, jumlah temuan TAT berkembang menjadi 18 orang. Dari jumlah itu tujuh orang direkomendasikan untuk menjalani rehabilitasi, 10 orang direkomendasikan untuk rehabilitasi dan melanjutkan proses hukum dan satu orang tidak direkomendasikan untuk direhabilitasi dan menjalani proses hukum.
"Satu orang tidak direkomendasikan untuk rehabilitasi karena sudah pernah terjerat kasus peredaran narkotika dan posisinya sebagai pengedar," katanya.
Selain itu, BNN Tulungagung juga menangani tiga Laporan Kasus Narkoba (LKN) selama kurun 2023.
Dari tiga LKN, BNNK Tulungagung mengamankan empat pengedar narkotika.
Kepala BNNK Tulungagung, Rose Iptriwupandhani mengatakan pihaknya hanya punya satu target LKN dalam setahun, namun LKN meningkat menjadi tiga.
"Dengan target satu LKN, namun berkembang menjadi tiga LKN dengan empat orang tersangka barang bukti narkotika yang ditemukan total 14,66 gram sabu," papar Rose.
Rose juga menerangkan, selain LKN yang berkembang, TAT (Tim Assesment Terpadu) juga mengembang.
TAT berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap seseorang apakah layak mendapat rehabilitasi atau tidak.
Rose menjelaskan, dalam melakukan pemberantasan penyalahgunaan narkoba, pihaknya mempunyai empat program.
Program itu antara lain, soft power approach, hard power approach, smart power approach dan corporation.
Dalam Soft Power Approach, pihaknya menggandeng berbagai pihak dalam inovasi unggulan. Salah satunya dengan mengajak pesilat menjadi corong perang terhadap penyalahgunaan narkoba.
"Melalui PLN (Pendekar Lawan Narkoba) kita mengajak pesilat untuk ikut serta memerangi penyalahgunaan narkoba," katanya.