Surabaya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mengupayakan terapan inovasi bidang kegawatdaruratan bisa terus muncul secara rutin dan berkesinambungan.
Tujuannya, memperbarui dan beradaptasi antara tata laksana serta kondisi dari munculnya potensi bencana alam.
Inovasi tak sebatas dalam bidang penyelamatan atau evakuasi korban. Namun, juga pada aspek edukasi kebencanaan kepada masyarakat, agar mereka bisa lebih mewaspadai dan mengetahui lebih dini kemunculan kondisi kedaruratan.
Kemudian juga menyangkut jalur dan titik evakuasi bagi masyarakat.
Hal itu jadi komitmen BPBD Jawa Timur dalam rangka mencegah jatuhnya korban dalam saat situasi bencana alam.
"Kami terus berupaya membuat inovasi-inovasi baru dalam hal penanganan bencana, baik itu sistem ataupun penanganan lain," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto.
Pelayanan kepada masyarakat
Tak bisa dipungkiri penanganan bencana alam tak bisa dilepaskan dari kinerja BPBD serta potensi SAR yang ada.
Pelayanan optimal, baik itu saat bencana alam hingga proses rehabilitasi pascabencana merupakan tugas dasar dari BPBD.
Karena, kata Gatot korban bencana alam harus mendapatkan penanganan maksimal, sebab itu bentuk pengabdian yang diemban dan sudah menjadi kewajiban utama.
Ke depannya, dia memastikan bahwa mekanisme pelayanan bagi masyarakat terdampak bencana akan terus ditingkatkan.
Kolaborasi dengan media
BPBD menganggap media menjadi bagian dari mitra kerja dalam bidang penyebaran informasi soal teknis pencegahan, penanganan, hingga pembaruan kabar kondisi terkini di area bencana.
Sebab, informasi kebencanaan menjadi salah satu konsumsi penting bagi masyarakat. Selain kehati-hatian maupun kewaspadaan, berita bencana alam juga menyangkut hajat hidup masyarakat.
Apalagi jika bencana alam terjadi, maka di situ ada warga terdampak yang membutuhkan bantuan, seperti pangan, sandang, dan bentuk lainnya.
Melalui kabar yang disebarkan media, maka pihak-pihak di luar lokasi bencana alam bisa mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat, dari situ bantuan pun bisa dikirimkan ke lokasi penampungan korban sesuai titiknya.
Peran media, kata Gatot juga sebagai sarana membangun harapan dari suatu tragedi, khususnya bagi para korban terdampak dengan memberitakan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, hingga bangkitnya tatanan kehidupan.
"Media mempunyai peran sangat penting, seperti yang ada pada pilar-pilar dalam penanganan kebencanaan," ujarnya.
Dia pun berharap kepada perusahaan media massa, salah satunya Antara bisa terus membangun sinergitas dalam langkah memberikan kabar aktual tentang pola-pola pencegahan dan penanganan bencana alam.
"Sehingga bisa menjadi sebuah acuan masyarakat untuk mengambil tindakan," ucapnya.
Mendapat apresiasi
Konsep inovasi membuat Antara mengganjar BPBD dengan penghargaan, penyerahan dilakukan saat acara "Anugerah Antara Jatim 2023", di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jumat, 15 Desember 2023.
BPBD menyabet penghargaan kategori Pelaksana Program "Jatim Harmoni" Nawa Bhakti Satya Bidang Kesiapsiagaan dan Pengurangan Risiko Bencana.
Penghargaan tersebut dikarenakan BPBD Jawa Timur mampu melakukan langkah harmonisasi sosial dan alam, yakni melalui langkah pelestarian kebudayaan dan lingkungan hidup dengan prioritas pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan, serta penguatan kapasitas penanggulangan bencana.
Salah satu wujud adalah Indeks Risiko Bencana (IRB) menjadi IKU dalam penyelenggaraan pembangunan Jawa Timur dan capaian pada Tahun 2022 sebesar 108,69, angka tersebut jauh menurun dibandingkan tahun 2021 sebesar 117,26.
Gatot Soebroto menyebut penghargaan yang diterima ini menjadi motivasi BPBD untuk terus bekerja melakukan pelayanan bidang kebencanaan bagi masyarakat.
BPBD Jatim tak henti terapkan inovasi bidang kegawatdaruratan
Oleh Ananto Pradana Sabtu, 16 Desember 2023 17:29 WIB
Kami terus berupaya membuat inovasi-inovasi baru dalam hal penanganan bencana,