Surabaya (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Prof Rossanto Dwi Handoyo mengatakan masyarakat harus mewaspadai teknologi yang menghadirkan banyak instrumen keuangan dengan memberikan pilihan lebih banyak, bagi setiap orang untuk berinvestasi.
Menurut dia, menurut data Pemerintah Kota Surabaya bahwa investasi penanaman modal mencapai angka Rp19,919 triliun pada semester pertama 2023, termasuk investasi dari modal asing, dalam negeri dan usaha mikro kecil.
"Seiring pertumbuhan ekonomi lokal, masyarakat juga mencoba meningkatkan ekonomi pribadi," ucapnya.
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat pertumbuhan investor yang signifikan di Jawa Timur.
"Jumlah investor saham meningkat menjadi 648.911, naik 20,86 persen year-on-year (YoY) dan investor reksa dana meningkat menjadi 1.412.607, naik 22,86 persen secara YoY. Angka-angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya semakin antusias dalam berinvestasi di pasar modal," ujarnya.
Perempuan yang juga dosen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) tersebut, menambahkan bahwa di balik semangat yang menggebu-gebu, ada juga kekhawatiran yang harus diantisipasi.
"Surabaya, seperti banyak kota lain, menghadapi masalah literasi keuangannya masih rendah. OJK melaporkan bahwa walaupun inklusi keuangan di Jawa Timur berada di angka 92,99 persen namun literasi keuangan hanya berada di tingkat 55,32 persen," kata Rossanto.
Hal ini, lanjutnya, membuka celah bagi praktik investasi bodong dan judi daring yang merugikan banyak orang.
"Kisah salah satu Crazy Rich Surabaya dengan Robot Trading Auto Trade Gold (ATG) yang merugikan ribuan orang senilai lebih dari Rp300 miliar menjadi pelajaran pahit. Belum lagi laporan tentang penipuan investasi bodong dan judi daring yang terus berkembang," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk mengupdate informasi kredibel dari lembaga-lembaga resmi, seperti OJK, seiring dengan kesadaran generasi muda Surabaya terhadap investasi yang semakin meningkat di tengah maraknya sumber potensi "cuan" menggiurkan.
Rossanto mencontohkan, baru-baru ini sebuah video media sosial TikTok yang diunggah oleh @kokohkembar, influencer asal Surabaya, menarik perhatian besar.
"Video dengan tagar Cuan Garis Keras itu, telah ditonton lebih dari dua juta kali itu, dan itu menjadi fenomena menarik di kalangan pemuda Surabaya, mengenai opini tentang potensi keuntungan antara saham dan judi daring," ucapnya.