Trenggalek - Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, membentuk satuan tugas (satgas) khusus yang akan memantau kesehatan sekaligus kelayakan konsumsi daging kurban saat pelaksanaan Idul Adha, awal November mendatang. "Kami telah siapkan setidaknya sekitar 50 petugas yang akan melakukan pemantauan langsung penyembelihan hewan kurban di seluruh wilayah di Trenggalek," ujar Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Dwi Setyadmaji, Kamis. Menurut keterangan Setyadmaji, para petugas kesehatan hewan yang mereka kerahkan nanti tidak hanya sebatas melakukan pemantauan proses penyembelihan hewan kurban, tetapi juga memeriksa kondisi kesehatan ternak yang disembelih. Para anggota satgas pemantau daging kurban ini bahkan akan diberi kewenangan untuk mengambil sampel daging ataupun organ tubuh dari ternak yang telah disembelih, untuk kemudian di lakukan penelitian secara komprehensif di laboratorium kesehatan hewan di Malang serta Yogyakarta. Teknisnya, tim pemantau yang berjumlah 50 orang lebih ini akan disebar ke seluruh (14) kecamatan yang ada. "Petugas atau tim ini nantinya juga berwenang untuk melakukan pencegahan dini apabila ditemukan ada hewan kurban yang ditengarai berpenyakit atau dagingnya tidak layak konsumsi," jelasnya. Pihaknya berharap, pengerahan tim atau satgas pemantau tersebut bisa efektif mencegah peredaran daging kurban yang secara kesehatan dinilai tidak layak konsumsi atau bahkan membahayakan. Jumlah ternak kambing, sapi, maupun kerbau yang akan disumbangkan sebagai hewan kurban itu sendiri pada Idul Adha 1432 H diperkirakan mencapai ribuan ekor. Estimasi Dwi Setyadmaji, untuk hewan kurban jenis sapi saja ditaksir sekitar 100 ekor lebih, kerbau sebanyak 50-an ekor, serta ternak kambing sebanyak 2.000-3.000 ekor. Perkiraan tersebut, kata Setyadmaji, dihitung secara acak dengan mengacu volume hewan kurban pada tahun-tahun sebelumnya. "Tentu tidak semua ternak atau daging kurban bisa kami amati satu per satu, namun setidaknya 50 persennya bisa kami pantau di tempat-tempat penyembelihan yang sudah kami ketahui sejak awal," tandasnya. Sebagai upaya pengendalian peredaran daging tidak layak konsumsi, Setyadmaji menyatakan konsentrasi pemantauan/pengawasan diutamakan di sekitar Kota Trenggalek serta daerah dataran. Namun itupun bukan berarti daerah pegunungan bakal diabaikan. Dokter hewan paling senior di Dinas Peternakan Trenggalek ini menegaskan kawasan pedalaman atau pegunungan juga akan tetap dipantau, hanya intensitas dan volumenya tidak seketat di daerah perkotaan. "Untuk daerah perkotaan maupun dataran, masing-masing akan kami kerahkan lima orang satgas untuk berbagi tugas melakukan pemantauan di tempat-tempat penyembelihan. Untuk daerah pegunungan, mungkin jumlah (petugas) lebih sedikit karena hewan kurban biasanya paling banyak memang di daerah perkotaan/dataran," jelasnya.(*)
Disnak Trenggalek Bentuk Satgas Pemantau Daging Kurban
Kamis, 27 Oktober 2011 17:08 WIB