Surabaya (ANTARA) -
Pada pilpres kali ini banyak orang seolah menutup mata tentang masa lalu Prabowo Subianto yang diberhentikan dari TNI karena dianggap terlibat dalam kasus penculikan.
Agum Gumelar dan Susilo Bambang Yudhoyono termasuk dalam Dewan Kehormatan Perwira yang menyidangkan Prabowo yang memutuskan pemecatan karena dianggap melampaui tugas dan wewenang serta terlibat dalam merampas kemerdekaan orang lain.
Dalam jejak digital yang dapat ditonton oleh publik, Agum Gumelar dan mantan Panglima ABRI Wiranta menyampaikan bahwa Prabowo Subianto diberhentikan dari TNI karena melakukan pelanggaran HAM berat, terlibat dalam penculikan.
Seolah para jenderal tersebut yang mengetahui tentang masa kelam Prabowo menutup mata dan bahkan mendukungnya dalan kontestasi pilpres 2024. Ingat jenderal ! Jejak digital itu kejam karena mencatat dengan baik apa yang pernah disampaikan mengenai catatan buruk Prabowo Subianto pada saat menjadi anggota TNI.
Apakah pak Wiranto, pak Agum Gumelar dan pak SBY dan siapapun itu yang turut serta membantu menenangkan Prabowo pada pilpres 2024 sudah melupakan catatan buruk Prabowo yang pernah dicatatkan oleh DKP.
Atau apakah karena keserakahan dan ketamakan sudah mematikan hati nurani para jenderal tersebut sehingga mengabaikan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo?
Saya berharap mereka kembali sadar dan pulih hati nuraninya sehingga mundur dari Tim Kampanye Prabowo Gibran. Kalaupun tidak berpihak pada calon lainnya, minimal tidak membantu sosok yang pernah diputuskan bersalah oleh DKP.
*) Penulis adalah Direktur Rumah Politik Indonesia
Jejak digital itu lebih kejam Jenderal
Oleh Fernando EMaS*) Selasa, 21 November 2023 14:01 WIB