Situbondo (ANTARA) - Ribuan warga di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, menggelar Sholat Istisqa untuk meminta turun hujan serentak dilaksanakan di 25 kecamatan di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Shalat meminta turun hujan yang berlangsung di lapangan Taman Blambangan Banyuwangi itu diikuti oleh para ulama di masing-masing kecamatan, organisasi masyarakat, pelajar, hingga aparatur sipil negara (ASN).
"Kami telah melakukan sejumlah ikhtiar untuk mengantisipasi dampak buruk dari kemarau panjang. Upaya tersebut kami sempurnakan dengan Shalat Istisqa. Kami berdoa semoga Allah SWT segera menurunkan hujan dan mengakhiri musim kemarau ini," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani usai mengikuti Shalat Istisqa.
Dia menyebutkan bahwa hal tersebut untuk melengkapi ikhtiar guna menghadapi perubahan cuaca akibat El Nino ini. Kemarau yang berkepanjangan menyebabkan kekeringan di sejumlah desa di Banyuwangi dan menurunnya debit air di sejumlah waduk.
Acara yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemkab Banyuwangi, kata Ipuk, sekaligus untuk menggugah kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
"Kami berharap dengan ini, masyarakat bisa turut menjaga alam. Menjaga sumber-sumber mata air, menanam pohon dan lain sebagainya," kata Ipuk.
Sementara itu, Pengasuh PP Al Anwari Banyuwangi K.H. Achmad Shiddiq yang bertindak sebagai imam dan khatib menyatakan kegiatan itu sebagai momentum introspeksi diri.
"Marilah kita memohon ampunan kepada Allah SWT. Hal ini bisa jadi karena banyaknya dosa-dosa yang kita lakukan," kata Kiai Achmad Shiddiq.
Tidak hanya dosa berupa kemaksiatan, katanya, tapi juga dosa-dosa ekologis, seperti merusak lingkungan, mengabaikan ekosistem berkelanjutan.
"Pada dasarnya kerusakan di muka bumi ini, adalah akibat dari ulah manusia sendiri. Mari kita semua memohon ampun kepada Allah SWT atas semua kesalahan kita," katanya.*